Kamis, 02/05/2024 16:11 WIB

Akhiri Perbedaan Data, Kemenkes akan Seragamkan Timbangan Bayi

Kemenkes saat ini telah menyerahkan 66 ribu timbangan ke Posyandu dari target 300 ribu tahun ini. 

peluncuran Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi di Jakarta, Selasa (28/2).

JAKARTA, Jurnas.com -  Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun ini akan memberikan alat penimbangan yang sama ke seluruh Posyandu di seluruh Indonesia.

Pemberian alat ukur yang serangan juga diharapkan dapat mengakhiri perbedaan data antara elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM) dengan Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022 (SSGI).

"Pengukuran paling sempurna adalah dengan mengukur one by one, maka alat ukur yang digunakan harus seragam," kata Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin di acara peluncuran Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi di Jakarta, Selasa (28/2).

BGS, sapaan akrab Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah menyerahkan 66 ribu timbangan ke Posyandu dari target 300 ribu tahun ini. 

"Tahun ini akan beres. Mudah-mudahan 300 ribu, itu yang kita bagi sudah 66 ribu akan kita bagikan 300 ribu Posyandu tahun ini, jadi tahun depan alat ukurnya bisa sama," kata BGS.

Dia menambahkan, pihaknya membagikan timbangan dan antropometri baru agar cara pengukuran anak balita seragam di berbagai penjuru Nusantara. Pengukuran berat badan di seluruh wilayah Indonesia akan menjadi basis data survei stunting pemerintah.

"Kita pastikan semua datanya masuk jadi nanti kemudian kita bisa lihat perbandingannya antar provinsi seluruh daerah dengan pengukuran yang sama. Jadi demikian teman-teman juga merasa lebih nyaman dengan angka sebenarnya," imbuh dia.

Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencan Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan, gerakan penimbangan bulanan ini adalah sebuah inovasi dan momentum agar penimbangan bayi di seluruh wilayah di Indonesia dapat seragam.

Gerakan penimbangan bulanan juga diharapkan dapat meningkatkan validitas pengukuran angka prevalensi stunting serta meminimalisasi perbedaan data e-PPGBM dengan SSGI secara signifikan.

"Hari ini ada gerakan penimbangan bulanan yang menjadi momentum sangat luar biasa karena memang e-PPGBM butuh didukung gerakan penimbangan, kalau e-PPGBM itu nanti mendekati 90 persen seperti kata Pak Menkes saya kira selisih antara e-PPGBM dan SSGI itu akan menurun dengan sendirinya," ucap Hasto.

KEYWORD :

Alat Timbangan Posyandu Stunting BKKBN Hasto Wardoyo Budi Gunadi Sadikin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :