Senin, 29/04/2024 10:56 WIB

Kelas Orang Tua Hebat BKKBN, Tingkatkan Pemahaman Pengasuhan Bayi Prematur

Kelas Orang Tua Hebat BKKBN, tingkatkan pemahaman pengasuhan bayi prematur

Tangkapan layar Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Nopian Andusti, S.E., M.T. saat memberikan sambutan pada Kelas Orang Tua Hebat Seri 2 dengan mengusung tema Pengasuhan Bayi Prematur dan Panjang Bayi Lahir Rendah.

Jakarta, Jurnas.com — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kembali menggelar Kelas Orang Tua Hebat Seri 2 dengan mengusung tema “Pengasuhan Bayi Prematur dan Panjang Bayi Lahir Rendah” secara daring melalui Virtual Zoom Meeting dan Live Youtube @BKKBN Official 21/2/2023. Kelas Orang Tua Hebat (Kerabat) merupakan salah upaya BKKBN dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia guna mendukung percepatan penurunan stunting khususnya dalam mencapai target penurunan angka stunting di Indonesia menjadi 14% di tahun 2024.

“Berdasarkan SSGI Tahun 2022, angka stunting balita di Indonesia turun dari 24,4 % menjadi sebesar 21,6 %. Hasil yang cukup menggembirakan namun masih jauh dari target penurunan angka stunting yaitu 14 %. Percepatan penurunan stunting terus dilaksanakan secara paripurna, komprehensif, terpadu dan bersifat multisektoral. Pendampingan intensif dilakukan terhadap keluarga berisiko stunting dengan fokus calon pengantin, ibu hamil dan menyusui serta anak usia 0 – 59 bulan.”, kata Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Nopian Andusti, S.E., M.T. dalam sambutannya.

Nopian menuturkan Kelas Orang Tua Hebat seri kedua ini juga diselenggarakan guna meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan pengelola program, orang tua dan keluarga dalam mengasuh bayi prematur dan panjang bayi lahir rendah yang dapat berisiko sebagai faktor penyebab stunting.

“Bayi yang lahir prematur tentunya akan berpotensi menjadi stunting jika dalam perkembangan pada masa 1000 HPK tidak diberikan perlakuan/treatment yang tepat. Oleh karena itu pentingnya bagi masyarakat khususnya kader memiliki informasi bagaimana strategi atau teknik dalam pengasuhan pada 1000 HPK khususnya untuk bayi yang lahir prematur dan mengalami panjang bayi lahir rendah.” tambah Nopian.

Sementara itu, Dr. dr Fitri Hartanto, Sp.A(K) yang merupakan Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial berkesempatan menjadi narasumber dalam kelas seri kedua. Ia memaparkan bahwa yang terpenting bagi orang tua adalah mencegah terjadinya kelahiran bayi prematur dan bayi lahir dalam berat rendah yang berisiko mengalami gangguan perkembangan anak.

“Bayi prematur ini sangat berisiko dan rentan terjadinya henti napas, infeksi. Semakin berat henti napas, dan infeksi, semakin berisiko mengalami kerusakan otak. Sehingga yang penting dilakukan adalah mencegah terjadinya kelahiran bayi prematur dan bayi lahir dalam berat rendah. Tentu yang harus dilakukan adalah memenuhi kebutuhan dasar sejak bayi ini ada dalam kandungan.”, kata dr Fitri.

Menurut dr Fitri, orang tua dari bayi prematur biasanya memiliki rasa kekhawatiran berlebih terhadap pertumbuhan anak sehingga berpengaruh pada pola asuh yang lebih permisif dan protektif kepada anak.

“Bayi prematur akan mengalami berbagai keterlambatan perkembangan dibandingkan dengan bayi yang usianya cukup bulan, jaringan otaknya masih sangat rentan atau rapuh. Maka disitulah bayi yang lahir dengan prematur dapat menanamkan rasa takut luar biasa pada orang tua sehingga sangat berisiko mengalami gangguan tumbuh kembangnya dan akan menjadi orang tua was-was dan menjadikan tambah berisiko. Sehingga bayi prematur sangat berisiko pola asuh yang permisif dan over protektif.”, ucap dr Fitri.

Sedangkan untuk memberikan optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan anak pada bayi prematur, dr Fitri berpesan bahwa orang tua diharapkan mampu memberikan stimulasi positif dan faktor protektif kepada bayi prematur agar anak dapat berkembang secara optimal.

“Yang harus kita lakukan adalah mengoptimalkan dengan cara memberikan stimulasi memenuhi kasih sayang dan memberikan pelayanan-pelayanan kesehatan. Selain itu, faktor protektif dalam memenuhi kebutuhan dasar anak asuh asih dan asah serta stimulasi akan terbukti dapat menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan bayi prematur yang memengaruhi pertumbuhan secara optimal dengan berat badan yang tumbuh normal, perkembangan yang optimal, dan tidak akan terjadi stunting. Semua itu tergantung pada bagaimana orang tua memberikan pola asuh pada bayinya.”, pungkas dr Fitri.

KEYWORD :

Kelas Orang Tua Hebat BKKBN Kerabat pengasuhan bayi prematur




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :