Kamis, 02/05/2024 15:17 WIB

Mafia Kemas Ulang Beras Impor Bulog Lalu Dijual Mahal

Pihaknya juga telah menggelontorkan sebanyak 221 ribu ton beras untuk kegiatan operasi pasar untuk meredam kenaikan harga. 

Budi Waseso (Buwas), Direktur Utama Bulog

JAKARTA, Jurnas.com - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengatakan, mafia beras sengaja memanfaatkan momentum operasi pasar untuk mendulang keuntungan. Mereka membeli beras dari Bulog Rp 8.300 perliter, lalu dijual dengan harga premium Rp 12.000 liter.

"Sudah banyak yang kita turunkan, hanya pada akhirnya tidak menurunkan harga beras di lapangan dan rata-rata harganya harga premium semua," kata Buwas saat Konferensi Pers Penyimpangan Distribusi Beras di Polda Banten, Banten, Jumat (10/2).

Buwas, sapaan Budi Waseso, mengatakan telah mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton dari beberapa negara pada akhir Desember lalu untuk memenuhi Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Bulog juga telah menggelontorkan sebanyak 221 ribu ton beras untuk kegiatan operasi pasar untuk meredam kenaikan harga. Namun, upaya tersebut tidak mampu menurunkan harga yang hingga kini masih di angka Rp 12.000 per liter.

"Naluri saya sebagai mantan polisi bilang pasti ada pelanggaran. Oleh sebab itu, saya melakukan sidak tidak direncanakan di Pasar Induk Cipinang. Saya menemukan pelanggaran-pelanggaran itu, persis hari ini ditemukan Polda Banten," ucap Buwas.

Mantan Kepala Bareskrim mengatakan, para mafia beras melakukan pelanggaran untuk mengambil keuntungan karena beras yang diimpor itu kelas premium. Akan tetapi dijual dengan harga medium.

"Bulog itu mendatangkan beras impor memang kualitas nomor satu yaitu beras premium dari beberapa negara. Lalu, kita distribusikan dalam negeri dengan harga Rp 8.300 per liter," kata dia.

Sayangnya, para mafia menyelewengkan beras tersebut untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan mengemas ulang beras itu dan menjualnya dengan harga premium. Hal itulah yang menyebabkan beras di pasaran tak kunjung turun.

"Mereka tidak memperhitungkan kebutuhan masyarakat dan kemampuan masyarakat membeli. Mereka hanya mencari keuntungan dan memanfaatkan operasi beras Bulog ini yang kita laksanakan masif," kata imbuh Buwas.

Di tempat yang sama, Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Didik Hariyanto menjelaskan, arang bukti yang diamankan selain beras 350 ton, yaitu lima timbangan digital, enam mesin jahit, 8.000 kantong bekas Bulog, dan 10.000 karung beras premium berbagai merek.

"Barang bukti yang didapatkan 350 ton beras Bulog yang sudah di-repacking, 5 timbangan digital, 6 mesin jahit, 8 ribu karung bekas Bulog, 10 ribu karung beras premium berbagai merek," kata jelas Didi.

Selanjutnya, Didik mengatakan, motif pelaku mengoplos beras Bulog ini untuk mencari keuntungan pribadi. Beras yang dioplos juga dijual di atas harga eceran tertinggi (HET). "Ada manipulasi pre order masuk ke penggilingan padi seolah-olah jadi merek pribadi," ucap Didi.

KEYWORD :

Mafia Beras Perum Bulog Budi Waseso Oplos Beras




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :