Senin, 29/04/2024 01:07 WIB

Bukan Pupuk, Ternyata Ini Paling Besar Kontribusinya Genjot Produktivitas Pertanian

SDM yang dimaksud Dedi tersebut adalah SDM pertanian yang profesional, mandiri, dan berjiwa entrepreneurship. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi. (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa yang paling besar peranannya dalam menggenjot produktivitas, meningkatkan kualitas, dan menjamin kontinuitas pertanian adalah SDM.

Hal itu disampaikan Dedi dalam arahannya saat membuka melalui virtual zoom Pelatihan Teknis Integrated Farming bagi Petani di wilayah program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling-up Innitiative (READSI), Jakarta, Selasa (31/1).

"Jadi, peningkatan produktivitas itu bukan karena pupuk, bukan karena alat mesin pertanian (Alsintan), bukan karena benih. Akan tetapi, ditentukan peningkatan produktivitas pertanian ditentukan oleh SDM," kata Dedi.

SDM yang dimaksud Dedi tersebut adalah SDM pertanian yang profesional, mandiri, dan berjiwa entrepreneurship. SDM inilah, kata dia, yang akan jadi pelopor dalam menggenjot produktivitas, meningkatkan kualitas, dan menjamin kontinuitas.

"SDM inilah yang akan mewujudkan tujuan utama pembangunan pertanian, yakni menyediakan pangan bagi 273 juta jiwa penduduk Indonesia, meningkatkan sejahteraan petani dan menggenjot ekspor," kata Dedi.

Terkait soal SDM, Dedi mengatakan, Kementan melalui program READSI terus malakukan peningkatkan kapasitas para petani, pendamping desa, penyuluh di seluruh pelosok tanah air.

"Jadi, tugas READSI ini sangat berat, tapi sangat mulia bagaimana menciptakan SDM-SDM pertanian dan meningkatkan kapasitas praktisi pertanian," tegas Dedi.

Meskipun program READSI terbatas di beberapa provinsi dan kabupaten/kota, Dedi berharap, efek dari program ini bisa dirasakan seluruh insan pertanian yang tersebar di seluruh pelosok tanah air.

Pelatihan ini akan dilaksanakan selama tujuh hari, 30 Januari- 06 Februari 2023, secara offline di Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku, Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang, Balai Diklat Pertanian Sidera, Sulawesi Tengah, dan Bali Diklat Distanak, Sulawesi Utara.

"Adapun Peserta pelatihan sebanyak 210 orang (7 angkatan) yang terdiri dari petani yang berasal dari 5 Provinsi dan 14 Kabupaten wilayah Program READSI," jelas Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Muhammad Amin.

Sedangkan kurikulum pelatihan ini yaitu kebijakan pengembangan integrated farming, penguatan kelembagaan petani, perencanaan usaha dan implementasi integrated farming, smart farming dalam integrated farming, pengendalian dan pemantauan, dan KUR.

Meteri-materi ini, kata Muhammad Amin akan disampaikan oleh Badan PPSDMP, Perbankan, Pengelola P4S, Praktisi serta widyaiswara BPP Batangkaluku dan BBPP Kupang.

"Bukan hanya penyelenggaraan pelatihan, hal utama yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana hasil pelatihan ini diterapkan di lapangan. Dengan demikian, diperlukan peran aktif dari penyuluh dan fasilitator desa selaku pendamping petani di lokasi READSI dan dukungan penuh dari Tim," tegas dia.

Sebagai informasi, pelatihan ini terselenggara atas kerja sama BPPSDMP dengan Tim PPSU READSI di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan NTT Tim DPMO READSI Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Kolaka, Kolaka Utara, Pohuwato, Bone Bolango, Gorontalo, Poso, Parigi Moutong, Buol, Banggai, Belu, dan Kupang, serta pemerintah daerah.

KEYWORD :

SDM Pertanian Dedi Nursyamsi Produktivitas Muhammad Amin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :