Selasa, 14/05/2024 13:31 WIB

Bukan Menipis, Ternyata Ini yang Bikin Harga Beras di Sumbar Naik

Bukan Menipis, Ternyata Ini yang Bikin Harga Beras Di Sumbar Naik.

Petani melakukan panen padi. (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Gubernur Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansyarullah mengatakan produksi beras di Provinsi Sumbar hingga saat ini dan akhir 2022 mengalami surplus.

Berdasarkan data angka sementara BPS 2022, produksi padi 2022 sebesar 1,42 juta ton gabah kering giling (GKG) dan berasnya 819.780 ton, lebih tinggi dibanding 2021 yang hanya 1,32 juta ton GKG. Konsumsi beras Provinsi Sumbar 639.561 ton sehingga ada surplus 180.219 ton.

Mahyeldi mengakui bahwa harga beras di Sumbar saat ini mengalami kenaikan. Akan tetapi bukan disebabkan oleh produksi yang menurun atau stok yang menipis.

"(Kenaikan beras, Red) disebabkan karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), suplai pupuk terbatas, dan alokasi pupuk bersubsidi yang tidak mencukup dan kenaikan harga disebabkan karena perubahan iklim," tutur Mahyeldi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Daerah yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri secara virtual, Senin (7/11) kemarin.

Ia menambahkan, kenaikan harga beras di Sumbar juga disebabkan permintaan beras dari provinsi tetangga yang tinggi. Provinsi Sumbar merupakan daerah penyangga pangan untuk Provinsi Riau dan Kepri.

"Karena harga jual lebih tinggi, sehingga petani dan pengusaha di Sumbar lebih menjualnya ke luar daerah," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Nur Alam Syah mengatakan, berdasarkan angka sementara 2022 BPS, luas panen padi 2022 sebesar 10,61 juta hektar, produksi berasnya diperkirakan sebesar 32,07 juta ton.

Produksi ini mengalami peningkatan sebanyak 718,03 ribu ton atau 2,29 persen dibandingkan produksi beras di 2021 yang sebesar 31,36 juta ton.

"Selain beras, secara umum ketersediaan pangan strategis nasioan selama Januari – Desember 2022 dari produksi dalam negeri cukup aman. Di antaranya produksi jagung surplus 2,61 juta ton, bawang merah 14.118 ton, cabai besar 25.847 ton, cabai rawit 35.501 ton, daging ayam 644.301 ton, telur 383.771 ton dan minyak goreng 716.565 ton," paparnya.

Mewakili Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, ia menjelaskan dalam upaya mengendalikan inflasi di daerah, Kementan mendorong Satgas Pemantauan Bahan Pangan Pokok untuk terus melakukan pemantauan dan intervensi pada daerah-daerah defisit.

"Pengendalian inflasi pun dengan melakukan kunjungan kerja tematik untuk memastikan ketersediaan bahan pangan pokok, mendorong pertanian pekarangan yaitu menanam cabe, tomat dan sayur-sayuran, menjaga kelancaran distribusi pangan yaitu memindahkan dari daerah surplus ke defisit, dimana Kementan mengalokasikan subsidi transportasi," terangnya.

Berdasarkan BPS, Kementan, Kemendag dan SINAS-NK Kemenko Perekonomian diolah Badan Pangan Nasional yang diupdate 22 Oktober 2022, produksi beras 2022 sebesar 32,07 juta ton dan terdapat stok di awal tahun 2022 sebesar 37,34 juta ton, sehingga dengan jumlah kebutuhan Januari hingga Desember 2022 sebesar 30,91 juta ton, diperoleh surplus beras 2022 sebesar 6,44 juta ton. 

KEYWORD :

Sumatera Barat Mahyeldi Ansyarullah Harga Beras Naik Andi Nur Alam Syah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :