Kamis, 18/04/2024 13:37 WIB

Pracoyo: Begini Cara Jadi Konsultan Kehumasan

Banyak pejabat yang tidak siap berhadapan dengan wartawan. Seringnya mengelak, atau tidak tahu bagaimana harus memberi pernyatan.

Chief Executive Officer(CEO) PT Spora Cipta Paramedia (Spora Comm) Pracoyo Wiryoutomo. Foto: Dok. Jurnas.com

JAKARTA, Jurnas.com - Seorang pejabat terbata-bata menjawab pertanyaan jurnalis. Wajah tegangnya tak mampu dia sembunyikan. Beberapa kali, sang pejabat bahkan sempat terdiam cukup lama, memikirkan jawaban yang pas. Kerumunan jurnalis dan seabrek pertanyaan bertubi-tubi, membuat sang pejabat benar-benar berada dalam posisi terjepit.

Padahal, sejatinya pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan jurnalis tidaklah terlalu sulit untuk dijawab. Sang pejabat pun bukan dalam posisi tersudutkan. Dia tidak sedang berada dalam status “tertuduh” dan harus mengklarifikasi berbagai “tudingan” miring yang beredar di publik.

“Banyak pejabat yang tidak siap berhadapan dengan wartawan. Seringnya mengelak, atau tidak tahu bagaimana harus memberi pernyatan,” kata Chief Executive Officer(CEO) PT Spora Cipta Paramedia (Spora Comm) Pracoyo Wiryoutomo di Jakarta, Kamis (20/10/2022).

Pracoyo mengaku prihatin atas kondisi tersebut. Sebagai jurnalis senior yang kenyang dengan segudang pengalaman, Pracoyo tahu betul jawaban seperti apa yang dikehendaki para jurnalis saat sedang mewawancarai nara sumber

Selepas lulus dari Jurusan Sastra Indonesia, IKIP Jakarta (UNJ) pada 1994, Pracoyo berkarier di Majalah Forum Keadilan sebagai reporter dan redaktur. Dari majalah besutan Karni Ilyas tersebut, Pracoyo pindah ke Majalah Panji Masyarakat,  berhasil menempati posisi redaktur pelaksana

Dari media cetak, pada 2002 Pracoyo merambah ke media televisi. Dia bergabung dengan stasiun TV baru milik Chairul Tanjung (CT), Trans TV, sebagai produser. Lalu, pada 2006, Pracoyo dipercaya membenahi TV7 – kemudian bersalin nama menjadi Trans7 – yang sebagian sahamnya dibeli oleh CT. Di Trans7, Pracoyo pun berhasil mencapai posisi wakil pemimpin redaksi, sebelum memutuskan berhenti pada 2016.

Lama berkarier di bidang jurnalistik, Pracoyo memang banyak berhadapan langsung dengan para penyampai pesan perusahaan. Dari sana, dia banyak melihat karakter dan kualitas pejabat komunikasi perusahaan – biasa disebut hubungan masyarakat (humas) – yang tidak semuanya cakap dan trengginas dalam mengemas informasi.

Itulah yang membuat Pracoyo mendirikan perusahaan konsultan kehumasan di Jakarta, Spora Comm. Melalui bendera perusahaan ini, Pracoyo banyak membantu instansi pemerintah, BUMN, swasta, maupun perseorangan dalam menyampaikan pesan kepada publik.

Selain jasa konsultan kehumasan, Spora Com juga memberikan jasa media sosial dan media marketing atau sering disebut konsultan digital marketing.

 “Alhamdulillah banyak pihak percaya kepada kami. Itu membuat kami semakin percaya diri meng-handle perusahaan besar atau bahkan kementerian,” katanya.

Hingga saat ini, Pracoyo banyak dipercaya dan berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan kehumasan, memberikan pelatihan manajemen krisis, dan menjadi penasihat publikasi di banyak perusahaan.

Dengan keahliannya itu, pria penggemar olahraga bersepeda ini, berharap pesan yang disampaikan humas sebagai penyambung lidah perusahaan kepada pihak eksternal, dapat dikemas dengan baik sehingga mudah diterima semua kalangan.

KEYWORD :

Kehumasan pertanyaan jurnalis




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :