Ilustrasi bom meledak (Foto: Sonora)
Kabul, Jurnas.com - Bom yang meledakkan sebuah masjid penuh jemaah di ibu kota Afghanistan, Kabul, menewaskan sedikitnya 21 orang dan melukai lebih dari dua lusin lainnya, pada Rabu (17/8) malam.
Jumlah pemboman di Afghanistan menurun sejak Taliban kembali berkuasa, tetapi sejumlah serangan yang sebagian besar menargetkan minoritas, mengguncang negara itu dalam beberapa bulan terakhir, termasuk dari kelompok ISIS.
"Ledakan itu disebabkan oleh bahan peledak yang ditempatkan di dalam masjid," kata juru bicara kepolisian Kabul Khalid Zadran kepada AFP, pada Kamis (18/8). Dia mengatakan 21 orang tewas dan 33 lainnya luka-luka.
Organisasi non-pemerintah, Italia Darurat, yang mengoperasikan sebuah rumah sakit di Kabul, mengatakan pada Rabu malam telah menerima 27 korban dari ledakan itu, termasuk tiga korban jiwa.
Sebagian besar pasien "menderita luka tempurung dan luka bakar". Lima anak-anak termasuk di antara korban yang dirawat, termasuk seorang anak berusia tujuh tahun.
Ledakan ini terjadi hampir seminggu setelah serangan bunuh diri yang menewaskan ulama terkemuka Taliban, Rahimullah Haqqani, yang tewas bersama saudaranya di madrasahnya di Kabul.
Haqqani dikenal karena pidato kemarahannya terhadap IS, yang kemudian mengklaim serangan itu. Kelompok ini terutama menargetkan komunitas minoritas seperti Syiah, Sufi dan Sikh.
Taliban mengatakan mereka telah mengalahkan IS, tetapi para ahli mengklaim kelompok itu tetap menjadi tantangan keamanan utama bagi kelompok Islam garis keras.
KEYWORD :Bom Masjid Afghanistan Taliban Terorisme
