Minggu, 05/05/2024 10:29 WIB

Ukraina dan Rusia Saling Tuding Soal Penembakan di Dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

 Ukraina dan Rusia saling tuding soal penembakan di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir.

Seorang prajurit Ukraina memberi isyarat pada sebuah tank, saat ditarik oleh truk militer di dekat Bakhmut, saat invasi Rusia ke Ukraina berlanjut, di wilayah Donetsk, Ukraina, pada 15 Agustus 2022. (Foto: Reuters/Nacho Doce)

JAKARTA, Jurnas.com - Pejabat Ukraina dan Rusia melaporkan penembakan di dekat pembangkit nuklir Zaporizhzhia di Ukraina selatan pada Senin (15/8). Kedua belah pihak saling menyalahkan setelah Badan Energi Atom Internasional memperingatkan bencana jika pertempuran tidak berhenti.

Rusia dan Ukraina saling tuduh soal penembakan di dekat pabrik dalam beberapa hari terakhir. Akibatnya muncul kekhawatiran bencana nuklir di kompleks tersebut, yang mendominasi tepi selatan waduk besar di Sungai Dnipro.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy telah memperingatkan tentara Rusia yang menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di Eropa atau menggunakannya sebagai pangkalan untuk menembak bahwa mereka akan menjadi target khusus.

Pabrik itu berada di kota Enerhodar yang sekarang dikuasai Rusia.

Kepala Administrasi Distrik Nikopol, Yevhen Yevtushenko, yang terletak di seberang sungai dari Enerhodar, menyalahkan pasukan Rusia karena menembaki kota itu.

Sementara itu, pejabat Rusia di kota itu, Vladimir Rogov, mengatakan bahwa selama dua jam terakhir sekitar 25 serangan artileri berat dari howitzer M777 buatan AS menghantam dekat pembangkit nuklir dan daerah pemukiman.

Kantor berita Rusia, Interfax, mengutip layanan pers dari pemerintahan yang ditunjuk Rusia oleh Enerhodar, mengatakan pasukan Ukraina melepaskan tembakan, dengan ledakan di dekat pembangkit listrik.

IAEA, yang meminta akses ke pabrik, telah memperingatkan kemungkinan bencana. Para ahli nuklir khawatir pertempuran dapat merusak kolam bahan bakar atau reaktor bekas pabrik.

"Rusia berpikir mereka dapat memaksa dunia untuk mematuhi persyaratan mereka dengan menembaki PLTN Zaporizhzhia (pembangkit listrik tenaga nuklir)," tulis Kepala Staf Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak di Twitter.

"Ini tidak akan terjadi. Sebaliknya, militer kita akan menghukum mereka dengan pukulan keras dengan presisi pada poin yang menyakitkan," sambungnya.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres telah menyerukan pembentukan zona demiliterisasi di sekitar Zaporizhzhia.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia,  Maria Zakharova mengatakan pada Senin bahwa pihaknya akan melakukan semua yang bisa dilakukan untuk memungkinkan spesialis IAEA mengunjungi pabrik tersebut.

"Dalam kerja sama yang erat dengan badan tersebut dan kepemimpinannya, kami akan melakukan segala yang diperlukan agar spesialis IAEA berada di stasiun dan memberikan penilaian yang jujur atas tindakan destruktif pihak Ukraina," kata Zakharova.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia Perang Rusia dan Ukraina




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :