Rabu, 15/05/2024 15:12 WIB

Investasi China dan Korsel di IBC, Bukti Keseriusan Indonesia

Investasi China dan Korsel di IBC, bukti keseriusan Indonesia

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. (Dok. Humas Kementerian BUMN)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, menyambut baik Kerja sama PT Industri Battery Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan perusahaan Tiongkok, PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co Ltd. (CBL) dan LG Energy Solution asal Korea Selatan (Korsel).

Dalam kerja sama tersebut, IBC mendapatkan investasi senilai US$15 miliar untuk pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) di Tanah Air.

"Kita menyambut baik kerja sama investasi dari dua perusahaan besar asal China dan Korsel. Hal ini memberi bukti bahwa investor yakin dengan keseriusan Indonesia dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik," ujar Erick di Jakarta, dikutip dari keterangannya, Senin, (8/8/2022).

Erick menjelaskan, investasi CBL dan LG Energy Solution untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi selaras dengan rencana pengembangan kendaraan itu dari hulu hingga ke hilir. Hal ini juga sebagai upaya Indonesia dalam menuju pemain global industri baterai listrik.

Hal itu tegas Erick memerlukan dukungan banyak pihak, mulai dari sinergitas BUMN, swasta nasional, pemerintah pusat dan daerah, hingga perusahaan luar untuk transfer teknologi.

"Dampak investasi tak hanya dirasakan oleh IBC, melainkan juga kita tekankan di BUMN bagaimana investasi harus berkontribusi dalam perekonomian nasional dan daerah serta yang tidak kalah penting, membuka lapangan kerja," ucap Erick.

Erick menilai akselerasi pengembangan ekosistem industri baterai listrik sangat penting bagi Indonesia. Erick menyebut IBC juga memiliki potensi untuk memperluas kerja sama dengan CBL dan LG Energy Solution di masa yang akan datang. "Kita di BUMN terbuka dengan kerja sama, apakah itu kemitraan strategis atau dalam bentuk lain, yang penting kerja sama itu harus saling menguntungkan," ungkap Erick.

Dengan penguatan dan percepatan pengembangan ekosistem industri baterai listrik, ucap Erick, Indonesia nantinya dapat memanfaatkan sumber daya alam (SDA) dan pasar yang besar untuk pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja.

"Kita tidak ingin kekayaan alam hanya dikirimkan ke luar dalam bentuk bahan baku, lalu dijual lagi ke sini dengan harga yang mahal. Kita ingin kekayaan alam dan pasar yang besar menjadi sumber bagi pertumbuhan dan kesejahteraan rakyat Indonesia," tegas Erick.

 

KEYWORD :

Erick Thohir China Korea Selatan IBC CBL




JURNAS VIDEO :



PILIHAN REDAKSI :