Senin, 29/04/2024 03:09 WIB

PBB Selidiki Pembunuhan Anak-anak di Ukraina, Ethiopia, dan Mozambik

PBB selidiki pembunuhan anak-anak di Ukraina, Ethiopia, dan Mozambik

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan pidato selama Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. Pada hari Jumat, ia mengumumkan UEA akan menjadi tuan rumah pertemuan persiapan menjelang KTT Iklim PBB

JAKARTA, Jurnas.com - Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan menyelidiki pembunuhan dan melukai anak-anak di Ukraina, Ethiopia, dan Mozambik.

Demikian kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres dalam sebuah laporan baru yang menemukan 2.515 anak tewas dan 5.555 cacat dalam konflik global pada 2021.

Laporan tahunan "Konflik Anak dan Bersenjata" yang dirilis pada Senin (11/7) juga memverifikasi perekrutan dan penggunaan 6.310 anak dalam konflik secara global pada tahun 2021.

Pelanggaran lain yang tercakup dalam laporan tersebut, termasuk penculikan, kekerasan seksual, serangan sekolah dan rumah sakit, dan penolakan bantuan selama konflik.

Laporan tersebut, menemukan jumlah tertinggi pelanggaran terverifikasi terhadap anak-anak pada tahun 2021 berada di Yaman, Suriah, Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Somalia, Israel, dan Wilayah Palestina.

Guterres mengatakan, laporan tahun depan akan mencakup pelanggaran terverifikasi terhadap anak-anak di Ukraina, Ethiopia, dan Mozambik.

Utusan khusus Sekjen PBB untuk anak-anak dan konflik bersenjata, Virginia Gamba, mengatakan bahwa dua pelanggaran paling memprihatinkan yang muncul dari konflik di Ukraina adalah pembunuhan dan melukai anak-anak serta serangan terhadap sekolah dan rumah sakit.

"Jadi saya pikir dua ini jelas akan sangat tinggi," kata Gamba, yang menyusun laporan tahunan PBB.

Tanpa menyalahkan, kepala hak asasi manusia PBB, Michelle Bachelet mengatakan pekan lalu bahwa pada 3 Juli, sekitar 4.889 warga sipil telah tewas di Ukraina, termasuk 335 anak-anak, menekankan bahwa angka sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.

Rusia menginvasi negara tetangga Ukraina pada 24 Februari dan menyangkal mengejar warga sipil.

Laporan konflik anak-anak dan bersenjata memasukkan daftar hitam yang dimaksudkan untuk mempermalukan pihak-pihak yang berkonflik dengan harapan mendorong mereka menerapkan langkah-langkah untuk melindungi anak-anak.

Laporan itu telah lama menjadi kontroversial. Para diplomat mengatakan, Arab Saudi dan Israel memberikan tekanan dalam beberapa tahun terakhir dalam upaya untuk menghindari daftar hitam PBB.

Sumber: Aljazeera

KEYWORD :

Pembunuhan Anak-anak Ukraina Ethiopia Invasi Rusia Mozambik Antonio Guterres




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :