Sabtu, 27/04/2024 04:27 WIB

Asdamindo Sebut BPOM Cuek terhadap Kesehatan Masyarakat

Asdamindo sayangkan BPOM abaikan depo air isi ulang.

Depot air minum. (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Asosiasi di Bidang Pengawasan dan Perlindungan terhadap Para Pengusaha Depot Air Minum (Asdamindo) menyebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) cuek terhadap kesehatan masyarakat yang menggunakan air minum isi ulang dari depot-depot air.

Demikian kata Ketua Asdamindo, Erik Garnadi menanggapi pernyataan Kepala BPOM, Penny K. Lukito yang mengatakan keamanan air minum yang ada di depot-depot air minum isi ulang bukan tanggung jawab BPOM dalam pengawasan.

"Itu kan sama saja BPOM tidak peduli atau cuek terhadap kesehatan masyarakat yang menggunakan air minum isi ulang dari depo-depo air. Meskipun tidak dalam pengawasannya, seharusnya kalau memang ada temuan BPOM bahwa BPA dalam kemasan itu berbahaya, kan itu harus juga didiskusikan bersama kementerian terkait lainnya seperti Menteri Kesehatan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan supaya sama-sama memikirkan solusinya," ujar Erik dalam keterangannya diterima Jurnas.com, Senin (27/6).

Erik menilai, penyataan Penny mengisyaratkan BPOM tidak mengikuti arahan Presiden Joko Widodo, yang pernah mengingatkan para menteri dan kepala lembaganya untuk selalu berkoordinasi dan konsolidasi bersama, sehingga keluar kebijakan yang solid dan berguna bagi kemajuan bangsa dan negara.

"Jadi, seorang kepala lembaga itu tidak boleh hanya mengedepankan ego kepala lembagaannya," atanya.

Menurutnya, persoalan BPA lebih berat di depot-depot air isi ulang dibanding dengan air minum dalam kemasan (AMDK). Saat ini, lanjut ia, banyak ditemukan pengisian galon yang berbahan lebih-lebih dari BPA yang pengisiannya memakai selang buat menyiram tanaman.

"Apakah selang itu tidak mengandung BPA. Itu lebih berbahaya lagi. Apakah BPOM juga menutup mata dengan kondisi seperti ini? Apakah mereka-mereka itu tidak memiliki dan peduli dengan keluarga atau saudara mereka yang menggunakan air minum isi ulang dari depot ini?" tanyanya.

Karena itulaha, Erik mengatakan selalu mengimbau para anggota Asdamindo baik langsung maupun melalui sosial media agar memiliki legalitas dan sertifikat layak higienis yang diwajibkan untuk keamanan air yang dijual ke masyarakat.

"Bagi asosiasi, yang penting itu kan kesehatan masyarakat yang harus dijaga. Bahwa masyarakat yang mengkonsumsi air minum isi ulang itu harus memenuhi standar baku kesehatan. Itu harapan saya," ucapnya.

Yang lebih berbahaya lagi, lanjut Erik, sekarang ini banyak galon-galon AMDK isi ulang yang digunakan masyarakat sebagai wadah untuk membeli air minum di depot-depot air minum isi ulang.

"Ngisi itu ada yang pakai galon yang berbahan PET, apakah itu sesuai standar baku mutu. Seharusnya pihak BPOM itu peduli juga dengan hal-hal seperti ini sebagai badan yang ikut mengawasi makanan dan minuman di masyarakat," tanyanya.

"Harapan saya, BPOM kan bisa bersinergi antara Kementerian Kesehatan atau Kementerian Perdagangan, dan BPOM ikut mengawasi depot air minum isi ulang juga. Karena itu kan bahaya kalau dikonsumsi sama masyarakat, dan diminum oleh bayi juga," sambungnya.

Ia menambahkan, jarang masyarakat yang langsung membuang galon sekali pakai yang dibeli. "Kebanyakan pasti dipakai lagi untuk diisi ke Depo Air Minum Isi Ulang. Nah, melihat hal ini, apakah ada kepedulian dari BPOM atau kementerian terkait lainnya," ucapnya.

Apalagi menurut Erik, jumlah masyarakat yang mengkonsumsi air minum isi ulang dari depot itu jumlahnya lebih banyak dibanding yang mengkonsumsi AMDK.

"Seharusnya BPOM dan lembaga pemerintah terkait bareng-bareng untuk memperhatikan masalah kesehatan makanan dan minuman yang beredar di masyarakat. Jangan karena merasa tidak tugasnya membiarkan begitu saja masyarakat lain menjadi korban," tukasnya.

KEYWORD :

Asdamindo BPOM Depot Air Isi Ulang Erik Garnadi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :