Sabtu, 27/04/2024 02:27 WIB

Gus Halim Sarankan Orang Tua Cermat Memilih Sekolah

Wali murid harus benar - benar memahami indentitas sekolah dan karakteristik lembaga pendidikan, sebelum memutuskan untuk menyekolahkan anaknya pada lembaga pendidikan tertentu. 

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar. (Foto: Humas Kemendes PDTT)

Jombang, Jurnas.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar menyarankan para orang tua untuk cermat dalam memilih lembaga pendidikan tepat bagi anaknya. Hal demikian agar pendidikan anak tidak menyimpang dari ajaran agama serta terus terjaga dari paham ekstrimisme.

"Saat ini lembaga pendidikan semakin banyak. Harus kudu hati-hati milih lembaga pendidikan. Jangan salah pilih pendidikan. Jangan sampai menyimpang dari ajaran agama," ungkap Gus Halim sapaan akrabnya dalam acara Haflah Paud yayasan Pendidikan Akhirussanah di desa Brodot, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (25/6/2022).

Menurutnya, wali murid harus benar - benar memahami indentitas sekolah dan karakteristik lembaga pendidikan, sebelum memutuskan untuk menyekolahkan anaknya pada lembaga pendidikan tertentu. 

"Para orang tua harus paham tentang apa itu paham ekstrimisme sebenarnya, agar anak kita aman," tegasnya.

Setidaknya ada 3 jalur masuknya paham esktrimisme pada lembaga sekolah. Yakni, jalur guru, ekstrakulikuler keagamaan dan kurikulum atau mata pelajaran. Oleh karena iyu, Gus Halim meminta agar sekolah benar-benar mengantisipasi jalur penyebaran paham ekstremisme.

"Guru pendidikan agama Islam juga perlu memberikan pemahaman agar ekstremisme tertolak di benak siswa," tegasnya.

Dalam hal ini, guru memiliki peran penting di sekolah. Di samping dapat menangkal paham ekstremisme, guru juga bisa jadi jalur penyebar paham ekstrimisme.

Selanjutnya, adalah jalur organisasi atau ekstrakurikuler bidang keagamaan. Penyebaran melalui jalur ini bisa bermula melalui pola mentoring yang selama ini diterapkan dan bisa dimanfaatkan pihak tertentu yang ingin menanamkan paham ekstremisme.

"Jalur ketiga adalah pendidikan atau kurikulum. Menurutnya,  ekstremisme bisa saja ditanamkan lewat mata pelajaran selain agama," pungkas Gus Halim.

KEYWORD :

Kemendes PDTT Abdul Halim Iskandar Sekolah Ekstremisme Agama




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :