Rabu, 15/05/2024 17:38 WIB

Perum Bulog Salurkan 100 Ton Kedelai Impor di Jawa Barat

Kedelai ini akan disalurkan ke pengrajin melalui Primkopti Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), Budi Waseso menyalurkan secara perdana 100 ton kepada Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) di Jawa Barat melalui gudang supplier kedelai milik FKS Multi Agro Bekasi, Senin (18/4).

Bekasi, Jurnas.com - Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), Budi Waseso menyalurkan secara perdana 100 ton kedelai impor asal Amerika Serikat kepada Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) di Jawa Barat.

Pria yang biasa disapa Buwas itu menjelaskan, kedelai ini akan disalurkan ke pengrajin melalui Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Primkopti) Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

"Sasaran dari program ini adalah pengrajin tahu tempe yang tergabung dalam koperasi tahu tempe yang ditetapkan oleh Kementerian Koperasi dan UMKM dan program ini akan dilaksanakan di seluruh Indonesia," kata Buwas di gudang supplier kedelai milik FKS Multi Agro Bekasi, Senin (18/4).

Buwas menjelaskan, Bulog menerima penugasan untuk menyediakan pasokan kedelai pada harga yang lebih rendah dari harga pasar. Diberikan selisih Rp 1.000 per kg bagi pengrajin tempe tahu yang tergabung dalam Kopti sasaran.

Dengan nama Program Bantuan Penggantian Selisih Harga Pembelian Kedelai oleh Pengrajin Tahu Tempe pada tahun 2022, pengadaan dan penyaluran kedelai akan dilaksanakan selama 4 bulan mulai dari April-Juli 2022 dengan pagu maksimal 200.000 ton per bulan atau total 800.000 ton.

Buwas menjelaskan, penyaluran kedelai akan dilaksanakan bertahap dengan setiap tahapan pada periode 2 mingguan. Pada tahap pertama, dimulai pada 18 April 2022 sd 29 April 2022, akan disalurkan sebanyak 23.173.650 ke-13 Provinsi dari pagu sebulan 50.536.51 kg.

Ke-13 Provinsi tersebut adalah Aceh, Lampung, Bengkulu, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jogyakart, Bali, KalimantanTimur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.

"Sumber kedelai yang akan digunakan dalam program ini adalah kedelei ex impor yg saat ini sudah tersedia di gudang-gudang importir maupun kedelai lokal hasil produksi petani dalam negeri. Selanjutnya jumlah provinsi dan pagu alokasi per tahap akan bertambah setiap dua minggu dengan perluasan provinsi sasaran, penambahan jumlah KOPTI Sasaran dan pengrajin anggotanya", tambah Buwas.

Kemudian Ketua GAKOPTINDO, Aip Syarifudin mengatakan harga permbelian kedelai akan berbeda di masing-masing wilayah , tetapi tetap diberikan selisih Rp 1.000 ini pengrajin tempe tahu yang tergabung dalam Kopti sasaran.

"Harga pembelian kedelai oleh Puskopti Jawa Barat selaku Kopti Sasaran adalah Rp 10.250 per kg di gudang suplier atau lebih murah Rp 1.000 per kg dari harga jual suplier di luar program. Harga tersebut berlaku untuk wilayah Jawa Barat, sedangkan wilavah lain sesua dengan hasil lelang oleh Perum Bulog yang berbeda antar wilayah," kata Ain.

Dengan penyiapan pasokan kedelai pada harga yang lebih murah, pengrajin tahu tempe akan dapat menyiapkan tahu tempe pada harga terjangkau bagi masyarakat sekaljgus kepastian pasokan untuk jaminan keberlangsungan produksi tahu tempe.

KEYWORD :

Kedelai Impor Budi Waseso Perum Bulog Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia Jawa Barat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :