Kamis, 02/05/2024 21:44 WIB

Kunjungi Kyiv, Presiden Polandia dan Negara Baltik Kutuk Rusia

Sebelum bertemu Zelenskyy, keempat presiden mengunjungi daerah-daerah di wilayah Kyiv di mana ratusan warga sipil yang terbunuh telah ditemukan setelah penarikan Rusia.

Presiden Ukraina Volodimmr Zelenskyy, Presiden Lithuania Gitanas Nauseda, Presiden Polandia Andrzej Duda, Presiden Latvia Egils Levits dan Presiden Estonion Alar Karis berfoto sebelum pertemuan, saat serangan Rusia ke Ukraina berlanjut, di Kyiv, Ukraina, pada 13 April 2022. (Foto: Layanan Pers/Handout Kepresidenan Ukraina via Reuters)

KYIV, Jurnas.com - Presiden Polandia, Lithuania, Latvia dan Estonia bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy di Kyiv pada Rabu (13/4). Mereka menyerukan peningkatan dukungan militer untuk Ukraina.

Sebelum bertemu Zelenskyy, keempat presiden mengunjungi daerah-daerah di wilayah Kyiv di mana ratusan warga sipil yang terbunuh telah ditemukan setelah penarikan Rusia.

"Ini bukan perang, ini terorisme," kata Presiden Polandia, Andrzej Duda pada konferensi pers di Kyiv, diapit oleh Zelenskyy dan presiden negara-negara Baltik.

"Kami tidak hanya berbicara tentang tentara yang melakukan kejahatan itu, tetapi mereka yang mengeluarkan perintah - semuanya harus diadili," katanya.

Rusia telah membantah bahwa pasukannya menargetkan warga sipil dan mengatakan tuduhan Ukraina dan Barat tentang kejahatan perang dibuat-buat.

Keinginan agar Rusia dimintai pertanggungjawaban digaungkan presiden lain yang berkunjung, yang juga mengatakan mereka berencana mendorong masyarakat internasional meningkatkan dukungan militer bagi Ukraina saat negara itu bersiap serangan intensif  Rusia di Timur.

"Adalah tugas kami untuk membantu Ukraina dengan segala jenis senjata," kata Presiden Latvia Egils Levits.

Rekannya dari Lituania Gitanas Nauseda mengatakan, "Masa depan Ukraina akan ditentukan di medan perang ... Ukraina harus menang."

Kunjungan empat presiden itu terjadi sehari setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengatakan, invasi Moskow ke Ukraina sama dengan genosida, sementara Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji Moskow akan secara berirama dan tenang melanjutkan operasinya dan mencapai tujuannya.

Putin mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya operasi militer khusus untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" negara itu. Ukraina dan sekutunya mengatakan Putin melancarkan perang agresi yang tidak beralasan.

"Presiden Putin harus kalah dalam perang ini atau tidak akan ada perdamaian di Eropa," kata Presiden Estonia Alar Karis.

Kanselir Jerman Olaf Scholz telah menyatakan kejengkelan setelah Presiden negara itu Frank-Walter Steinmeier membatalkan kunjungan ke Kyiv pada waktu yang sama. Ia mengatakan itu dimaksudkan untuk mengirim sinyal kuat solidaritas Eropa dengan Ukraina.

Scholz mengatakan Kyiv tidak ingin Steinmeier berkunjung.

Tetapi pada konferensi pers hari Rabu, Zelenskyy mengatakan belum secara resmi didekati oleh Steinmeier atau kantornya mengenai kunjungan.

Berbicara tentang pengunjungnya di Kyiv, Zelenskyy mengatakan dia bersyukur mereka telah berdiri bahu bahu-membahu dengan Ukraina. "Empat pemimpin dari empat negara itu selalu melindungi kita, selalu membela kita," katanya.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Polandia Negara Baltik Invasi Rusia ke Ukraina Amerika Serikat Joe Biden Vladimir Putin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :