Rabu, 15/05/2024 20:04 WIB

Arab Saudi Sambut Poin Positif Pernyataan PM Lebanon

Perlunya menghentikan semua kegiatan yang berasal dari Lebanon yang mempengaruhi keamanan dan stabilitas Arab Saudi dan negara-negara Teluk Arab lainnya.

Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati berbicara di istana kepresidenan di Baabda, Lebanon, 10 Februari 2022. (Foto: Dalati Nohra/Handout via Reuters)

RIYADH, Jurnas.com - Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan, pihaknya menyambut baik "poin positif" penyataan pemerintah Lebanon, sebagai tanda bahwa ketegangan Beirut dengan negara-negara Teluk Arab mereda.

Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati menekankan dalam sebuah pernyataan awal pekan ini tentang perlunya menghentikan semua kegiatan yang berasal dari Lebanon yang mempengaruhi keamanan dan stabilitas Arab Saudi dan negara-negara Teluk Arab lainnya.

Ia menambahkan, pemerintah Lebanon berkomitmen untuk memperkuat kerja sama dengan Arab Saudi, menyusul panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Kuwait, Sheikh Ahmad Nasser al-Mohammad al-Sabah.

Kementerian Arab Saudi mengatakan pihaknya menyambut baik pernyataan Mikati, menambahkan bahwa pihaknya berharap akan "berkontribusi pada pemulihan peran dan status Lebanon di tingkat Arab dan internasional".

Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya mengusir utusan Lebanon tahun lalu dalam perselisihan diplomatik yang telah memperdalam krisis ekonomi Lebanon, menyusul komentar kritis tentang intervensi militer pimpinan Saudi di Yaman oleh mantan Menteri Informasi Lebanon George Kordahi.

Riyadh mengatakan krisis dengan Lebanon berawal dari kebijakan politik Lebanon yang memperkuat dominasi kelompok bersenjata Hizbullah yang didukung Iran dan terus memungkinkan ketidakstabilan endemik.

Arab Saudi dan tetangga-tetangganya yang kaya pernah menghabiskan miliaran dolar untuk bantuan di Lebanon, dan masih menjadi tuan rumah diaspora Lebanon yang besar. Namun persahabatan itu telah tegang selama bertahun-tahun oleh meningkatnya pengaruh gerakan Hizbullah yang kuat.

Krisis keuangan telah menghancurkan mata uang Lebanon selama beberapa bulan terakhir dan membuat sebagian besar penduduk menghadapi kemiskinan di tengah meroketnya harga komoditas di pasar internasional.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Arab Saudi Lebanon Najib Mikati




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :