Minggu, 05/05/2024 02:35 WIB

Hizbullah Kecam Standar Ganda Amerika Serikat

Washington bungkam atas kekejaman Israel terhadap Palestina dan tindakan kriminal mengerikan yang dilakukan koalisi pimpinan Saudi di Yaman.

Sekretaris jendral gerakan perlawanan Libanon Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, menyampaikan siaran pidato dari ibukota Lebanon, Beirut, pada 25 Mei 2019.

TEHRAN, Jurnas.com –  Sekretaris Jenderal gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon, Sayyid Hassan Nasrallah mengecam standar ganda Amerika Serikat (AS) tentang hak asasi manusia. Ia mengatakan, Washington bungkam atas kekejaman Israel terhadap Palestina dan tindakan kriminal mengerikan yang dilakukan koalisi pimpinan Saudi di Yaman.

"Sementara pejabat AS menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina, mereka cenderung menutup mata terhadap kekejaman yang dilakukan terhadap warga sipil dalam semua perang mereka. AS telah melakukan kejahatan di seluruh dunia, mulai dari Jepang hingga Afghanistan, Irak, Suriah, dan Somalia. Pesawat tempur AS telah mengebom pernikahan Afghanistan, mengubahnya menjadi pemakaman," kata Nasrallah dalam pidato yang disiarkan langsung dari Beirut pada Selasa (8/3) malam dikutip dari Tansnim.

"Apa yang bisa orang Amerika katakan tentang pembantaian yang dilakukan oleh Zionis di Palestina dan kejahatan perang Israel? Apa yang bisa mereka katakan tentang pengepungan Jalur Gaza? Apa yang bisa mereka katakan tentang pembantaian agresi Saudi-Amerika di Yaman? Apa yang bisa mereka katakan tentang blokade Yaman?" sambungnya.

Nasrullah mencatat, ribuan pengadilan harus diadakan untuk membawa pejabat militer Amerika dan Eropa ke pengadilan atas kejahatan yang dilakukan di Aljazair, Libya dan di tempat lain di dunia.

Ia juga mengecam sikap apatis masyarakat internasional terhadap serangan Jumat di sebuah masjid Syiah di kota Peshawar, Pakistan barat laut, yang menewaskan sedikitnya 61 orang dan melukai 196 lainnya. Ia menyatakan, pembom yang melakukan serangan itu adalah ciptaan AS dan diperintahkan untuk memainkan peran skenario.

"Mempercayai orang Amerika berarti kebodohan, kebodohan dan ketidaktahuan," kata Nasrallah. "Ukraina telah dikecewakan oleh orang-orang yang mereka andalkan, dan mereka mulai mengumumkan kesiapan mereka untuk berdiskusi dengan Moskow," kata Nasrallah.

"Perlakuan terhadap gelombang pengungsi baru-baru ini dari Ukraina memperlihatkan diskriminasi berdasarkan agama, ras, dan warna kulit. Apakah ini peradaban Barat?" sambungnya.

Ia menekankan bahwa penaklukan terhadap perintah AS tidak akan menyelamatkan Lebanon, tetapi malah akan meningkatkan kesengsaraannya. “Tuntutan AS tidak berhenti pada batas apa pun," katanya.

Nasrallah mengatakan Lebanon memilih menentang operasi militer Rusia di Ukraina di Majelis Umum PBB, meskipun bisa memilih untuk abstain.

"Perwakilan Lebanon seharusnya memberi tahu orang Amerika bahwa orang Lebanon bukanlah budak mereka. Inilah yang diinginkan oleh kedaulatan. Kecaman Kementerian Luar Negeri Lebanon atas operasi militer Rusia di Ukraina juga telah diminta dan dirancang oleh kedutaan AS di Beirut," kata Nasrallah.

"Di mana kebijakan disosiasi yang diminta oleh pemerintah Lebanon? Mengapa pendukung netralitas tetap diam mengenai pernyataan kementerian luar negeri?" tanya Nasrallah.

"Pernyataan tentang netralitas adalah alasan untuk menghindari tanggung jawab terkait perjuangan Palestina dan perang di Suriah dan Yaman. Apa yang terjadi mengakhiri kebohongan besar bahwa Hizbullah mempraktikkan hegemoni atas keputusan negara Lebanon," katanya.

"Apa yang diperoleh pejabat Lebanon dari orang Amerika yang hanya menawarkan janji palsu? Departemen Luar Negeri AS belum memberikan dokumen Mesir dan Yordania yang membebaskan mereka dari hukum Caesar jika gas alam ditransfer dari Suriah ke Lebanon," katanya.

"Satu setengah tahun yang lalu, sebuah perusahaan Rusia menawarkan untuk membangun kilang minyak, dengan biaya sekitar dua miliar dolar. Fasilitas itu akan memurnikan minyak mentah menjadi berbagai turunan. Lebanon kemudian dapat mengekspor turunan minyak.

"Amerika mencegah Lebanon menerima tawaran Rusia, tanpa memberikan alternatif," kata Nasrallah.

Sekjen Hizbullah akhirnya meminta Presiden Lebanon Michel Aoun dan Dewan Menteri untuk menerima tawaran Rusia guna mengatasi kekurangan bahan bakar yang melumpuhkan di negara itu.

KEYWORD :

Amerika Serikat Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah Israel Palestina




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :