Rabu, 15/05/2024 18:44 WIB

Bantu Warga Ukraina, PBB Minta Bantuan Dana Rp 24,4 Triliun

12 juta orang di Ukraina akan membutuhkan bantuan dan perlindungan, sementara itu diproyeksikan bahwa lebih dari empat juta pengungsi Ukraina mungkin memerlukan bantuan di negara-negara tetangga dalam beberapa bulan mendatang.

Orang-orang tiba dari Ukraina ke Rumania, setelah Rusia melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap Ukraina, di perbatasan Sighetu Marmatiei dekat Baia Mare, Rumania 27 Februari 2022. (Foto: REUTERS/Fedja Grulovic)

Jenewa, Jurnas.com - Badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meluncurkan permohonan dana $1,7 miliar atau sekitar 24,4 triliun untuk membantu warga yang telah meninggalkan dan masih tinggal di Ukraina setelah invasi Rusia.

PBB memperkirakan, 12 juta orang di Ukraina akan membutuhkan bantuan dan perlindungan, sementara itu diproyeksikan bahwa lebih dari empat juta pengungsi Ukraina mungkin memerlukan bantuan di negara-negara tetangga dalam beberapa bulan mendatang.

"Krisis telah berubah sangat buruk dengan sangat cepat," Martin Griffiths, wakil sekretaris jenderal untuk urusan kemanusiaan dan koordinator bantuan darurat, mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers di Jenewa pada hari Selasa.

"Ini adalah saat tergelap bagi rakyat Ukraina," kata Griffiths.

"Kita harus mengubah keterkejutan awal dan ketidakpercayaan dan ketidakpastian tentang hari-hari yang akan datang menjadi belas kasih dan solidaritas dengan jutaan warga Ukraina biasa yang sekarang membutuhkan bantuan darurat dan perlindungan," sambungnya.

Hingga 40 persen dana tersebut akan disalurkan langsung ke masyarakat secara tunai.

Program bantuan juga mencakup makanan, air dan sanitasi, dukungan untuk layanan kesehatan dan pendidikan, dan bantuan tempat tinggal untuk membangun kembali rumah yang rusak.

Rencana tersebut juga bertujuan untuk mendukung pihak berwenang dalam memelihara dan mendirikan pusat transit dan penerimaan bagi para pengungsi.

Berbicara pada pengarahan yang sama, kepala badan pengungsi PBB (UNHCR) memperingatkan bahwa lebih banyak orang yang rentan akan mulai meninggalkan rumah mereka di Ukraina jika serangan militer Rusia berlanjut dan daerah perkotaan lebih lanjut terkena.

Filippo Grandi mengatakan kepada wartawan di Jenewa bahwa agensinya sejauh ini mencatat 677.000 orang melarikan diri dari Ukraina ke negara-negara tetangga, dengan sekitar setengah dari mereka saat ini berada di Polandia.

Antrian di sepanjang perbatasan kini mencapai puluhan kilometer, dan beberapa orang harus menunggu berhari-hari untuk menyeberang.

"Kemungkinan jika serangan militer berlanjut dan pusat-pusat kota diserang satu demi satu, kita akan melihat semakin banyak orang dengan sumber daya yang lebih sedikit, dengan koneksi yang lebih sedikit, lebih rentan dalam segala hal," katanya.

Sekitar 90.000 pengungsi berada di Hungaria dan puluhan ribu di negara tetangga lainnya seperti Moldova, Slovakia dan Rumania, tambahnya.

Dalam periode 24 jam, jumlah pengungsi Ukraina seperti yang diperkirakan oleh UNHCR telah meningkat sebesar 150.000.

Grandi mengkritik kasus di mana warga non-Ukraina yang melarikan diri dari negara dilaporkan mengalami diskriminasi, tetapi mengatakan ini tampaknya bukan hasil dari kebijakan pemerintah.

Kami sedang melihat apa yang bisa menjadi krisis pengungsi terbesar di Eropa abad ini,” tambah pejabat PBB itu.

Selain itu, kata Grandi, lembaganya akan kembali akhir bulan ini untuk bantuan dari negara-negara donor pada krisis pengungsi lainnya di seluruh dunia – termasuk bantuan untuk pengungsi Rohingya, Suriah dan Afghanistan.

"Kita tidak boleh lupa bahwa ada orang di tempat lain yang terus menderita dan membutuhkan perhatian internasional, sumber daya dan pencarian solusi," tambahnya.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

PBB Bantuan Ukraina Invasi Rusia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :