Sabtu, 27/04/2024 03:12 WIB

Petani Food Estate Wonosobo Mampu Tekan Ongkos Produksi Bawang Putih

Efisiensi biaya produksi juga mampu ditekan serendah-rendahnya.

Panen bawang putih di Wonosobo. (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengembangkan kampung maupun kawasan agroindustri sayuran dan tanaman obat yang maju, mandiri dan modern antara lain melalui rintisan program Food Estate.

Pengembangan kawasan agroindustri hortikultura ini antara lain berlokasi di Wonosobo, Jawa Tengah dengan komoditas yang dikembangkan antara lain kentang, bawang merah, bawang putih, dan aneka cabai dengan luasan total 339,96 hektare.

Pada 19 Pebruari 2022 lalu, dilakukan panen bawang putih yang dikelola Kelompok Tani Sumber Makmur. Lokasi panen yang berada di Desa Mlandi, Kecamatan Garung terbukti mampu mencatat produktivitas 6,7 ton hektare.

Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Wonosobo, Dwiyama Satyani Budyayu menyebut angka ini di atas rata-rata produktivitas bawang putih yang ada di Wonosobo.

"Angka ini di atas rata-rata produktivitas Wonosobo yang hanya mencapai 5,6 ton per hektare. Semoga hasil panen ini menjadi penyemangat petani Mlandi untuk tetap kerja keras dalam pengembangan kawasan bawang putih," ujar Yama, panggilan akrabnya.

Ia berharap dengan adanya peningkatan produktivitas sebesar 1,1 ton per hektare atau sekitar 19,6 persen dari produksi biasanya dan dukungan harga yang bagus petani tetap bergairah menanam bawang putih.

Ketua Kelompok Tani Sumber Makmur, Ahmad Sipan mengatakan, peningkatan produktivitas menjadi lebih dari 6 ton per hektare dibanding rata-rata produktivitas Wonosobo ini tidak lepas dari berbagai faktor. "Fokto itu di antaranya benih bermutu, teman-teman petani yang ulet dan adanya dukungan teknologi," ujarnya.

Sementara itu, Mantri Tani Kecamatan Garung, Yusuf Prayitno selain produktivitas yang meningkat, efisiensi biaya produksi juga mampu ditekan serendah-rendahnya.

Sebelum program Food Estate ini berjalan, kata Makmur, biaya produksi mencapai Rp 41,5 juta per hektare. Namun, setelah program berjalan biaya produksi cukup Rp 36,5 juta per hektare.

"Dengan biaya produksi tersebut, hasil panen mampu mencapai angka Rp 83,7 juta per hektare. Dari hitungan tersebut, pendapatan bersih yang berhasil diraih oleh petani sekitar Rp 47,2 juta per hektare setiap musim tanam," ujar Yusuf.

Terpisah, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo meminta jajarannya melakukan pengawalan intensif agar kemanfaatan program Food Estate benar-benar dirasakan petani. Indikatornya terlihat dari peningkatan produktivitas panen, jaminan pemasaran dan peningkatan pendapatan petani.

Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo pada 14 Desember 2021 saat meresmikan Food Estate di Wonosobo, yang menginginkan program ini dapat betul-betul dirasakan manfaatnya oleh petani.

Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan kualitas program pengembangan kawasan hortikultura. Hal ini dilakukan baik terkait memperluas jangkauan program maupun memaksimalkan dukungan budidaya di lokasi pertanaman.

"Kami berharap petani yang berpartisipasi dalam program serupa akan semakin banyak. Tidak sampai di situ, offtaker atau investor akan terus kita gandeng agar ada keberlanjutan usaha tani terutama aspek pemasarannya," ujar Prihasto dalam pesan tertulis, Senin (28/2).

Sebagai informasi, kegiatan panen bawang putih di area Food Estate Wonosobo ini juga dihadiri offtaker PT. Semangat Bersama Enterprenership sebagai bentuk jaminan pasar. Hasil panen dalam bentuk rogol basah langsung dibeli sesuai dengan harga yang disepakati dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS)

KEYWORD :

Food Estate Wonosobo Prihasto Setyanto Bawan Putih Ditjen Hortikultura




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :