Selasa, 30/04/2024 09:58 WIB

Kementan Dorong Pertumbuhan Usaha Pertanian Perkotaan

Kementan terus mendorong pertumbuhan usaha pertanian di wilayah perkotaan di tengah keterbatasan lahan perkotaan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi didampingi Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti memberikan keterangan pers usai menutup pelatihan Pelatihan Agribisnis Smart Farming di Ciawi, Kabupaten Bogor, Sabtu (26/2).

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mendorong tumbuhnya pertanian perkotaan yang mengoptimalkan teknologi dengan memanfaatkan keterbatasan lahan.

"Masih banyak tanah yang harus kita garap. Khusus di Pulau Jawa, saya berharap, bisa lebih kuat dengan sistem intervensi dan teknologi agar produktivitasnya meningkat," ujarnya.

Menindaklanjuti arahan tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) kembali melaksanakan kegiatan Millenial Agricultural Forum (MAF) yang meangangkat tema Digital Technology For Sustainable Urban Farming 

Terkait dengan tema kali ini, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan, Kementan terus mendorong pertumbuhan usaha pertanian di wilayah perkotaan di tengah keterbatasan lahan perkotaan.

"Untuk itu MAF kali ini juga berbicara mengenai teknologi digital dan pertanian organik. Kombinasi keduanya sangat relevan untuk menghadirkan sebuah usaha pertanian yang menguntungkan," kata Dedi.

Dedi mengatakan, pertanian di wilayah perkotaan walaupun terbatas bukan berarti tidak dapat memberikan manfaat bagi pengelolanya. "Kuncinya memilih komoditas dan teknik budidaya yang tepat," ujarnya.

Hadir sebagai pembicara pada acara ini, Anis Fuad Salam sebagai salah satu pensiunan perbankan di kota Cilegon yang sukses mengembangkan pertanian hidroponik menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan.

"Saya mulai menggeluti pertanian hidropnik setelah menerima saran dari dokter agar tidak mengonsumsi nasi di malam hari melainkan sayur-sayuran organik untuk menghindari penyakit," ujarnya.

Setelah menerima saran doter tersebut, Anis pun mulai mempelajari penanaman sayuran hidroponik di Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat, pada 2018. "Saya belajar di Lembang waktu itu ukurannya 1,5x2 karena memang buat konsumsi sendiri," ujarnya.

Setelah itu, ia pun pulang dan memanfaatkan dua lahan kosong di Perumahan Tegal Padang, Jalan Palem, Kelurahan Drangong, Kecamatan Taktakan, Kota Serang dengan luas lahan sekitar 500 meter.

Awalnya hanya sayur-sayuran seperti pakcoy, salad, tomat, dan cabai. Kemudian berkembang hingga menanam buah melon, semangka dan stroberry dengan metode hidroponik.

Faris yang memulai pertanian hidroponik untuk konsumsi pribadi berubah menjadi sebuah bisnis baru setelah sang istri mengunggah hasil tanamannya di media sosial. Akhirnya, keluarga, rekan hingga ritel berminat untuk membeli hasil tanamannya.

"Karena istri saya upload di medsos akhirnya banyak yang datang, termasuk ritel. Kini, saya penjual sayuran," terangnya.

MAF rutin dilaksanakan setiap pekan bagi generasi milenial. Kegiantan ini dimaksudkan sebagai ajang motivasi dan membekali para mahasiswa, para generasi muda, para petani milenial agar dapat menimba ilmu dari yang telah melakukan usaha dibidang pertanian dan wawasan pembangunan di bidang pertanian.

 

KEYWORD :

Millenial Agricultural Forum Pertanian Perkotaan Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :