Indonesia menempati posisi kelima di dunia untuk masalah stunting (Foto: Ilustrasi/The Asian Parents)
JAKARTA, Jurnas.com - Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, Marintani Erna Dochri mengatakan, prevalensi stunting Balita di Provinsi Sulawesi Barat tertinggi di Kabupaten Polewali Mandar (Polman).
"Stunting Kabupaten Polman mencapai 36 persen disusul Kabupaten Majene 35,7 persen, Kabupaten Mamasa 33,7 persen, Kabupaten Mamuju 30,3 persen, dan Kabupaten Pasangkayu 28,6 persen," jelasnya, dikutip dari Antara.
Ia mengatakan, hanya Kabupaten Mamuju Tengah yang memiliki prevalensi angka stunting terendah. "Daerah dengan prevalensi stunting terendah di Sulawesi Barat, adalah Kabupaten Mamuju Tengah 26,3 persen," katanya.
Berdasarkan hasil studi status gizi (SDGI) 2021, prevalensi stunting Balita di Sulawesi Barat menduduki peringkat kedua terbesar secara nasional, yaitu 33,8 persen setelah Nusa Tengga Timur (NTT) dengan angka 37,8 persen.
Dinas kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulbar telah menyusun program penurunan angka prevelansi stunting melalui rencana pembangunan daerah (RPD) 2023-2026 untuk meningkatkan sumber daya manusia di Sulawesi Barat.
Ia mengatakan, RPD bidang kesehatan untuk membangun indeks Pembangunan Manusia dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan menurunnya prevalensi Stunting di Sulbar.
Menurutnya, pembangunan isu starategis kesehatan Dinkes Sulawesi Barat disusun secara terencana melalui pendanaan indikatif yang berkelanjutan serta terukur melalui target indikator kinerja kegiatan setiap tahun.
Sebagai informasi, stunting adalah kekurangan gizi kronis pada anak di 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang berlangsung lama, dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.
Dampak jangka panjang stunting berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar yang lebih jauhnya dapat menghambat pembangunan bangsa dan mengakibatkan jutaan orang di bawah kemiskinan yang seharusnya bisa dihindari.
KEYWORD :Sulawesi Barat Stunting Polewali Mandar
