Senin, 29/04/2024 05:54 WIB

Mentan Syahrul Siap Bantu Kebutuhan Beras dan Pangan Negara Lain

Mentan Syahrul Siap Bantu Kebutuhan Beras dan Pangan Negara Lain.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL). (Foto: Humas Kementan)

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, beras dan pangan merupakan kebutuhan pokok yang tidak hanya dibutuhkan di Indonesia, melainkan juga dibutuhakn di seluruh dunia.

"Ada ancaman 347 juta orang akan kelaparan di dunia tahun depan. Bapak Presiden bilang, kalau sudah maki makan, kemudian ada lebihnya, kenapa tidak dibawa keluar," kata Mentan saat mengunjungi lahan pertanian di Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (8/10).

Menteri yang akrab disapa Pak Komandan itu mengatakan, saat ini stok beras Indonesia surplus 10 juta ton. Ia pun menilai Indonesia sudah siap membantu negara-negara lain bila stok dalam negeri sudah benar-benar aman.

"Sekarang, saya masih punya stok 10 juta. Oleh karena itu, memang kita sudah siap untuk membantu negara lain kalau kita lebih (stok beras). Kalau kita lebih," tegas mantan gubernur Sulawesi Selatan itu.

Pada bagian lain, tapi masih terkait, Mentan Syahrul menyatakan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) akan mendukung penuh program ketahanan pangan yang selama ini dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat.

"Hari ini saya melihat potensi hamparan persawahan di Sulawesi Barat ini. Saya minta Pj Gubernur siapkan 2.000 hektare, untuk menyusun program yang dapat dihitung hasil akhirnya," ujar Syahrul usai panen padi Lingkungan Salubiru.

Dengan demikian, lanjut Syahrul, pendapatan hasil panennya sudah dapat dihitung sekian yang dapat dihasilkan. "Kalkulasinya dua hektare itu, menghasilkan pendapatan muara akhir tujuh ton. Itu cukup potensial untuk rakyat Sulawesi Barat," lanjutnya.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan (Dirjen TP), Suwandi menambahkan, di lokasi panen ini akan diadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) praktek membuat biosaka dari rumput, Muhammad Ansar, selaku penggagas biosaka dari Blitar, Jawa Timur.

Biosaka sendiri adalah salah satu sistem teknologi terbarukan dalam perkembangan dunia pertanian organik modern yang terbentuk sebagai bio-technology (biologi-teknolgi).

Biosaka bukan pupuk dan bukan juga nutrisi, tetapi elisitor yang dapat mengaktifkan atau mengekspresikan gen yang diperlukan tanaman sehingga dapat menghasilkan sel untuk pertumbuhan tanaman yang lebih baik, salah satuhnya padi.

"Biosaka ini terbuat dari rerumputan yang dicampur air lalu dihancurkan. Biosaka memiliki manfaat yang banyak yaitu, dapat mengefisien biaya produksi, membuat hama penyakit sedikit atau hilang, hasil panen lebih bagus, tanah menjadi lebih subur, harga hasil panen menjadi bagus dan akhirnya petani mendapat untung yang besar. Jadi, penyuluh dan petani dapat ikut praktek secara langsung," jelas Suwandi.

Suwandi menekankan bahwa biosaka tersebut adalah gratis yang di buat sendiri dari bahan alam dan tidak diperjualbelikan. Oleh karena itu, para petani diharapkan dapat memanfaatkan pelatihan tersebut sebaik mungkin agar kedepan dapat memetik hasil yang memuaskan.

Biosaka hanya bisa di buat sendiri, gratis, bahannya dari alam dan kita gunakan untuk alam, jadi tidak diperjualbelikan dan tidak ada yang jual juga. Manfaatkan pelatihan dengan baik agar besok kedepan hasil yang diperoleh juga memuaskan. Swasembada pangan khususnya beras dapat berkelanjutan," imbuh Suwandi

KEYWORD :

Syahrul Yasin Limpo Sulawesi Barat Panen Padi Suwandi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :