Lisa Indriyani (kedua dari kanan)
Jakarta - Lifter putri Lisa Indriyani tak menduga bakal dipanggil Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) untuk mengikuti pelatnas Asian Games 2018. Padahal, dia hanya meraih medali perunggu pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat 2016.
“Saya senang sekaligus sedih. Senang karena tidak pernah menduga bisa dipanggil mengikuti pelatnas dan sedih karena kesempatan bertemu emak waktunya tidak banyak,” kata Lisa Indriyani usai menjalani tes kesehatan di Gedung PPIKON Kemenpora Jakarta, belum lama ini
Mendapat kesempatan mengikuti pelatnas Asian Games 2018, Lisa yang merupakan anak kelima dari enam bersaudara pasangan almarhum Iman dan Mani ini mengaku terus mengingat pesan ibunya. “Emak senang banget saat saya dipanggil mengikuti pelatnas. Dan, saya akan terus ingat pesannya agar saya memanfaatkan kesempatan yang diberikan dengan baik,” tuturnya.
Meski bersaing dengan peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Sri Wahyuni, Lisa yang turun di kelas 48kg ini tetap memimpikan emas pada Asian Games 2018.“Saya ingin membahagiakan emak yang banting tulang menghidupi keluarga dengan menyewakan tikar pada pengunjung Kebun Binatang Ragunan. Mudah-mudahan saya bisa terus berada di Pelatnas dan bisa mewujudkan impian meraih medali emas pada Asian Games 2018,” kata Pelajar Sekolah Kejuruan Olahraga (SKO) Ragunan itu.
Direktur Program Kepelatihan Performa Tinggi Lomba 1 SATLAK Prima, Hadi Wihardja mengatakan, Lisa Indriyani direkomendasikan masuk Pelatnas karena dinilai potensial. “Prestasi Lisa itu mengalami kemajuan sangat pesat. Dari tahun 2013 hingga 2016 kenaikan total angkatannya per tahun mencapai 10kg. Kenaikan itu dianggap potensial karena sama sekali belum mendapat sentuhan Sport Science.
“Satlak Prima itu kan menerapkan sport scince. Jadi, saya yakin prestasinya bisa lebih ditingkatkan lagi,” ujar Hadi. (Advertorial)
Asian Games 2018 KOI Angkat Besi
