Jum'at, 03/05/2024 03:32 WIB

Kadin : Harga PCR Tidak Bisa Dipukul Rata

Investasi buka lab (laboratorium) itu lumayan, kalau ada satu atau dua lab yang mungkin beda harganya murah sekali, terus jadi acuan pemerintah, menurut saya kurang fair.

Ketua Komite Tetap Bidang Kesehatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Titi Rusdi. (Foto:Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Penetapan harga layanan tes reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR), dinilai tidak bisa dipukul rata.

Penilaian itu disampaikan Ketua Komite Tetap Bidang Kesehatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Titi Rusdi, dalam webinar bertajuk "Menakar Kualitas PCR dengan Kebijakan Pemerintah dalam Penetapan Harga PCR Test" di Jakarta, Selasa (16/11).

"Investasi buka lab (laboratorium) itu lumayan, kalau ada satu atau dua lab yang mungkin beda harganya murah sekali, terus jadi acuan pemerintah, menurut saya kurang fair," kata Titi.

Menurut pemilik perusahaan penyedia tes PCR Kalgen Innolab itu, ada perbedaan manajemen di setiap laboratorium.

Titi mengatakan ada banyak komponen dalam pemeriksaan PCR, tidak hanya reagen, tapi juga ada laboratorium dengan ruangan khusus, memiliki Hepa Filter, belum lagi tenaga kesehatannya.

"Kami kesulitan cari tenaga kesehatan untuk di lab. Ada beberapa perawat kami interview, tiba-tiba pihak keluarganya tidak setuju karena risiko tinggi. Jadi banyak hal yang perlu dipikirkan," imbuhnya.

Titi juga menjelaskan manajemen lab tentunya akan mengutamakan kualitas pemeriksaan dan layanan. Selain soal komponen pemeriksaan, infrastruktur pun jadi pertimbangan penting karena lab akan memeriksa virus dengan risiko tinggi.

"Kita juga harus pakai sarung tangan medis, hazmat, dan setiap ganti pasien juga ganti. Semprot-semprot, komponennya banyak sekali. Belum lagi tenaga kesehatan khusus dan tersertifikat," katanya.

Dengan semua komponen itu, menurut Titi, tentu akan ada perbedaan layanan yang ditawarkan perusahaan. Begitu pula biaya yang dikeluarkan.

Menyusul penetapan batas tarif tertinggi untuk pemeriksaan RT-PCR sebesar Rp275 ribu untuk wilayah Jawa-Bali dan Rp300 ribu untuk wilayah luar Jawa-Bali, Titi mengatakan pihaknya mengambil langkah efisiensi, termasuk mengurangi karyawan.

"Kami melakukan efisiensi di semua komponen, misal negosiasi ulang dengan vendor, juga lakukan penghematan. Terus terang, ada pengurangan beberapa karyawan juga. Misal yang kontrak itu tidak diperpanjang karena tes juga berkurang saat ini. Ini semua kita lakukan agar kita bisa tetap menjaga kualitas layanan," tutup Titi.

KEYWORD :

Kadin Titi Rusdi Tes PCR Laboratorium




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :