Sabtu, 27/04/2024 01:44 WIB

Waspada, Osteoporosis Intai Kaum Hawa

Risiko perempuan untuk terkena Osteoporosis 4 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki, kenapa?

Dalam rangka memperingati Hari Osteoporosis Sedunia, Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik menerangkan bahaya osteoporosis bagi perempuan (Foto:Istimewa/JURNAS)

Jakarta, Jurnas.com -  Dalam rangka memperingati Hari Osteoporosis Sedunia tahun ini, mengingatkan kita terutama kaum hawa untuk mencegah Osteoporosis sejak usia 30 tahun.

Penelitian International Osteoporosis Foundation menunjukkan, risiko perempuan untuk terkena Osteoporosis 4 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Menurut Infodatin Kementerian Kesehatan RI 2020, pada tahun 2050 di seluruh dunia, diperkirakan 6,3 juta orang per tahun mengalami patah tulang pinggul, dan lebih dari setengahnya terjadi di Asia.

Di Asia Tenggara, Osteoporosis memiliki dampak yang parah pada kualitas hidup dan kemandirian penderitanya, dan merupakan beban sosial dan ekonomi yang cukup besar bagi individu, komunitas dan sistem kesehatan masyarakat.

Laksmi Prasvita, Head of Communications, Public Affairs, Science & Sustainability mengatakan, “Lewat kampanye “Bangga Kepala 3” dari CDR, dan juga kampanye lanjutan edukasi masyarakat melalui media yang bertajuk “I am Smarter, Stronger, Happier.”

Laksmi menambahkan bahwa Bayer mengajak perempuan Indonesia untuk membuat langkah nyata akan pentingnya menjaga kesehatan tulang agar kualitas hidup tetap terjaga mulai dari usia 30 hingga usia lanjut.

Pada kesempatan yang sama, Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik mengatakan, “Osteoporosis adalah penyakit dimana tulang kehilangan kepadatan dan akhirnya rapuh, sehingga tekanan ringan seperti membungkuk atau batuk pun dapat menyebabkan patah tulang.”

Fraktur terkait osteoporosis paling sering terjadi di pinggul, pergelangan tangan atau tulang belakang. Proses Osteoporosis berlangsung dalam jangka panjang sehingga terkadang penderitanya tidak menyadarinya sampai kerusakan benar-benar terjadi (tanpa gejala/silent disease). Osteoporosis memang seringkali dikaitkan dengan orang-orang berusia lanjut, namun nyatanya bisa menyerang siapa saja, bahkan di usia muda dan produktif seperti usia 30.

Beberapa gejala atau tanda yang terjadi merupakan fraktur akibat dari osteoporosis, seperti postur bungkuk, sakit punggung, menurunnya tinggi badan, sering mengalami cedera atau keretakan tulang. Hal ini perlu menjadi perhatian, khususnya perempuan yang memasuki usia 30.

Perempuan cenderung mengalami penurunan massa tulang mulai usia 30 tahun sampai periode menopause dan seterusnya. Jika mereka menikah, di usia 30-an, banyak dari mereka yang mungkin hamil atau menyusui, di mana mereka adalah salah satu kelompok risiko osteoporosis. Sayangnya, tidak banyak perempuan usia 30 yang sadar bahwa menjaga kesehatan tulang sangatlah penting,” terang Dr. Luciana.

Ia juga menambahkan, Osteoporosis merupakan penurunan kualitas dan kepadatan tulang yang dapat membuat tulang lebih rapuh dan mudah patah. Perlu diketahui, Kalsium dan Vitamin D bekerja secara sinergis untuk menjaga kesehatan tulang. Di mana Kalsium dan Vitamin D harus dimulai bahkan sebelum memasuki usia 30, salah satunya dengan asupan makanan bergizi.

“Sayangnya, kandungan nutrisi di Indonesia pada umumnya mengandung kalsium dan vitamin D dalam level rendah, padahal nutrisi yang cukup dan pola hidup yang sehat merupakan langkah penting untuk mencegah Osteoporosis. Maka, bisa juga ditambahkan dengan suplementasi,” jelasnya.

Harus diketahui, massa tulang akan menurun setelah usia 30 tahun terutama pada perempuan. Maka, perempuan Indonesia harus paham kekurangan mereka, di mana orang Indonesia pada umumnya hanya mengkonsumsi 25% kalsium (254 mg) dari asupan kalsium harian yang direkomendasikan (1000 – 1200 mg).

“Suplementasi dapat mengkompensasi defisit Kalsium dan vitamin D tersebut. Selain itu, hidup sehat seperti aktif berolahraga, mengurangi konsumsi kafein dan alkohol, tentu akan membantu mencegah Osteoporosis,” jelasnya.

Dr. Suci Sutinah, Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia mengatakan, “Hasil studi CDR menujukan bahwa 7 dari 10 wanita Indonesia usia 25-35 adalah sama sekali tidak menyadari atau tidak tahu tentang asupan kalsium harian yang direkomendasikan." 

“Untuk melengkapi kebutuhan nutrisi tulang, konsumsi suplemen tepat sangat diperlukan. Selain suplementasi, gaya hidup yang sehat juga diperlukan. Untuk memaksimalkan vitamin D dan pembentukan tulang, konsumsi makan bernutrisi dan berolahraga teratur,” tutupnya.

KEYWORD :

Osteoporosis Kaum Hawa Perempuan Tulang Kesehatan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :