Jum'at, 26/04/2024 13:09 WIB

Akbar Faizal Uncensored, Rizal Ramli: Saya Orang Pergerakan

Biar pun tidak benar asalkan damai, biar pun ngaco tapi damai

Ekonom dan aktivis kawakan, Dr. Ir, Rizal Ramli, MA bersama Akbar Faizal

Jakarta, Jurnas.com - Ekonom dan aktivis kawakan, Dr, Ir. Rizal Ramli, M.A menjadi tamu istimewa dalam diskusi Akbar Faizal Uncensored yang ditayangkan di kanal youtube, Senin (16/11/2020).

Dalam diakusi itu, Akbar Faizal memancing sosok Rizal Ramli yang dikenal dalam dua wajah, yakni sebagai ekonom juga politisi. Lantas sebenarnya Rizal Ramli lebih cenderung sebagai apa?

Rizal Ramli pun merasa kurang pas kalau disebut politisi, karena dalam berbahasa dan bertindak selalu terus terang, dan enggak ada basa-basinya. Sementara politisi harus belajar banyak basa-basi.

"Saya lebih senang disebut orang pergerakan. Sebab menjelang Indonesia merdeka pun perjuangan dilakukan oleh semua tokoh pergerakan. Bung Karno, Sutan Sjahrir, HOS. Tjokroaminoto dan lainnya pada dasarnya mereka itu well educated dan tokoh pergerakan," kata Rizal Ramli.

Ia juga menyebut para tokoh pergerakan dulu sangat kuat karena punya visi-visi besar buat Indonesia, serta tidak bisa dikooptasi sama bandar alias cukong. Para tokoh pergerakan memilih hidup susah dan menderita, demi membawa perubahan bagi Indonesia merdeka dan lebih baik.

Rizal Ramli menilai tradisi pergeraka ini belakangan makin hilang, dan disederhanakan hanya jadi aktivis yang konotasinya hanya demonstrasi.

"Padahal pergerakan itu dari pikiran dulu. Pikiran besar, kritis, baru gerakannya," tegas Rizal Ramli.

Sebagai aktivis yang kenyang pengalaman, Rizal Ramli berharap lebih banyak anak muda milenial Indonesia menjadi aktivis pergerakan. Bukan sekedar aktivis anti ini dan anti itu.

Mendapat jawaban itu, Akbar Faizal kembali memancing Rizal Ramli, apakah tidak lelah menjadi aktivis pergerakan terus?

"Saya enggak menyesal, malah senang. Karena bebas dari kepentingan-kepentingan kecil. Saya di dalam (pemerintahan) juga lakukan perubahan kongkrit dan lakukan revolusi mental. Yang tidak beres ya kita kepret dengan berbagai risiko," ungkap Rizal Ramli yang sempat menjabat Menko Kemaritiman era Presiden Jokowi.

Rizal Ramli menuturkan, ketika berada di luar (pemerintahan), selalu konsistem menjadi aktivis pergerakan memperjuangkan hal-hal penting.

Misalnya saat menjadi mahasiswa, ia keras perjuangkan wajib belajar. Saat jadi menteri juga memperjuangkan BPJS bersama serikat buruh. Termasuk memperjuangkan UU Desa, hingga ada Dana Desa Rp1 miliar per desa.

"Jadi Rizal Ramli ada di dalam maupun di luar sistem (pemerintahan) tidak berubah," tegas Rizal Ramli.

Akbar Faizal kemudian bertanya, yang membuat orang tertarik pada Rizal Ramli adalah adanya kontroversi. Apakah ini karena memang suka kontroversi ataukah itu terkondisikan atau terjadi dengan sendirinya?

Pertanyaan ini ditanggapi Rizal Ramli dengan jawaban menggelitik, bahwa Indonesia pada dasarnya bangsa yang doyannya adalah "biar pun tidak benar asalkan damai, biar pun ngaco tapi damai". Padahal sikap seperti ini membuat Indonesia tidak bisa menjadi bangsa yang besar.

"Sebab bangsa besar itu harus ada visi-visi besar. Visi besar itu kadang berbenturan dengan pada visi-visi kecil, seperti visi kepentingan indvidu dan visi kepentingan kelompok. Nah, akibat tabrakan itulah maka ada kontroversi," tukas Rizal Ramli.

KEYWORD :

Rizal Ramli Akbar Faizal pergerakan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :