Gedung Pusat Pertamina Jakarta
Jakarta, Jurnas.com - Semester I tahun 2020 ini, PT Pertamina (Persero) bukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 767,91 juta.
Padahal, pada paruh pertama tahun 2019 lalu, Pertamina masih meraih laba bersih sebesar US$ 659,95 juta. Kerugian tersebut tak lepas dari anjloknya penjualan dan pendapatan usaha Pertamina sepanjang semester I-2020 lalu.
Laporan keuangan yang diperoleh, Senin (24/8/2020) menunjukkan, penjualan dalam negeri minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi dan produk minyak tercatat hanya US$ 16,56 miliar atau merosot 20,91% dibandingkan semester I-2019.
Secara keseluruhan, total penjualan dan pendapatan usaha lainnya sebesar US$ 20,48 miliar di akhir Juni 2020. Lebih rendah 19,81% dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 25,54 miliar.
Pertamina memang mencatatkan penurunan beban pokok penjualan dan beban langsung lainnya sebesar 14,14% dari US$ 21,98 miliar di semester I-2019 menjadi US$ 18,87 miliar. Namun, laba kotor Pertamina tetap anjlok 55,05% dari US$ 3,56 miliar menjadi US$ 1,60 miliar di paruh pertama tahun ini.
Di saat yang bersamaan, Pertamina juga menderita rugi selisih kurs sebesar US$ 211,83 juta. Padahal pada semester I tahu lalu, selisih kurs Pertamina masih positif US$ 64,59 juta. Beban keuangan juga meningkat 9,26% menjadi US$ 522,78 juta.
Sementara itu, jumlah liabilitas Pertamina per 30 Juni 2020 mencapai US$ 40,56 miliar, naik dibanding posisi per 31 Desember 2019 yang sebesar US$35,86 miliar.
Sedangkan untuk jumlah ekuitas Pertamina per 30 Juni 2020 tercatat senilai US$ 29,66 miliar, turun dibanding capaian per 31 Desember 2019 yang sebesar US$ 31,21 miliar. Secara keseluruhan, jumlah liabilitas dan ekuitas meningkat menjadi US$ 70,22 miliar per 30 Juni 2020.
KEYWORD :BUMN Pertamina Penjualan