Jum'at, 26/04/2024 10:50 WIB

Uji Peluru Kendali Korut Ancaman Jepang

Uji pertama pada Rabu adalah percobaan kelima, yang gagal, dalam dua bulan terakhir.

Seoul - Korea Utara meluncurkan peluru kendali jarak menengah kedua 'Musudan'  pada Rabu. Peluncurannya mampu terbang dengan rekor terbaru setinggi seribu kilometer dan menjangkau jarak 400km. Situasi terseburt  dianggap meningkatkan ancaman untuk Jepang.

Keterangan dari milter Korea Selatan, peluncuran itu dinilai sebagai uji peluru kendali paling efektif, mengingat proyektil pertama yang ditembakkan beberapa jam sebelumnya telah gagal. Meski begitu, peluncuran peluru kendali kedua Musudan dua jam setelah uji pertamanya belum dapat dipastikan keberhasilan atau proses akhirnya.

Namun, peluru kendali itu dianggap mampu menjangkau lebih dari setengah jarak menuju baratdaya pesisir Pulau Honshu, Jepang. Hasil uji menunjukkan kemajuan program peluru kendali Korut, mengingat rekor ketinggian baru, yang mencapai 1.000km, kata Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani. "Ancaman terhadap Jepang telah meningkat," ujar Nakatani di Tokyo. (Sundari/ant)

Peluru kendali pertama diluncurkan dari pesisir timur Kota Wonsan, lokasi sama dengan uji peluru kendali jarak menengah sebelumnya, kemungkinan percobaan itu dilakukan dengan peluncur seluler. Kantor berita Korea Selatan Yonhap mengutip keterangan pemerintah, misil itu hancur setelah terbang sejauh 150km.

Peluncuran itu merupakan aksi pelanggaran atas peringatan dan rangkaian resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang melarang Korut menggunakan teknologi peluru kendali balistik. Akan tetapi, Pyongyang menentang larangan itu karena dinilai melanggar kedaulatan negaranya.

Uji pertama pada Rabu adalah percobaan kelima, yang gagal, dalam dua bulan terakhir. Rencananya, misil itu dirancang untuk terbang lebih dari 3.000km dan secara teoritis didesain untuk menjangkau wilayah Jepang dan Guam, wilayah teritorial AS.

Jeffrey Lewis dari Kajian Internasional Institut Middlebury, berpusat di Kalifornia mengatakan, proyektil itu biasa ditembakkan pada sudut tertentu untuk mengoptimalkan daya jangkaunya. Artinya, rekor ketinggian yang dicapai uji kedua agaknya telah direncanakan untuk menghindari angkatan udara militer Jepang.

"Percobaan itu menunjukkan misil bekerja dengan baik," kata Lewis, "Jika proyektil itu diluncurkan pada sudut normal, maka misil itu mampu menjangkau jarak maksimalnya." Lewis menjelaskan, kegagalan merupakan bagian yang wajar dalam proses uji.

 

 

KEYWORD :




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :