Jum'at, 26/04/2024 11:03 WIB

Suriah Menuntut Penarikan Semua Pasukan AS dan Turki

Moallem juga menyoroti tantangan besar untuk mencapai rekonsiliasi di Suriah, di mana lebih dari 400.000 orang telah terbunuh selama konflik dan jutaan lainnya telah melarikan diri.

Amerika Serikat mengerahkan sekitar 2.000 pasukan militer di Suriah (Foto: US Army/AP Photo)

Jakarta, Jurnas.com - Diplomat top Suriah menuntut penarikan segera pasukan Amerika Serikat dan Turki dari negara itu dan mengatakan pemerintahnya berhak untuk mempertahankan wilayahnya dengan cara apa pun yang diperlukan jika mereka tetap berada di wilayah tersebut.

Dilansir 9News, pernyataan Menteri Luar Negeri Walid al-Moallem kepada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dibuat ketika Turki dan AS terus maju dengan kesepakatan untuk menciptakan zona aman di sepanjang perbatasan Suriah dengan Turki.

Di bidang politik, ia menegaskan kembali dukungan pemerintah untuk komite yang baru-baru ini disepakati untuk merancang konstitusi baru bagi negara.

Seperti yang telah menjadi nada pemerintah sejak dimulainya pemberontakan 2011 di Suriah, menteri luar negeri mengambil garis keras, menekankan tidak boleh ada gangguan dari negara manapun.

Al-Moallem juga menyoroti tantangan besar untuk mencapai rekonsiliasi di Suriah, di mana lebih dari 400.000 orang telah terbunuh selama konflik dan jutaan lainnya telah melarikan diri.

Konflik selama lebih dari delapan tahun juga telah menarik banyak militer asing dan ribuan pejuang asing ke Suriah, banyak dari mereka mendukung kelompok ekstremis ISIS yang sekarang telah dikalahkan dan yang lainnya masih ada di sana mendukung oposisi dan memerangi pasukan pemerintah.

"Amerika Serikat dan Turki mempertahankan kehadiran militer ilegal di Suriah utara," kata al-Moallem.

"Setiap pasukan asing yang beroperasi di wilayah kami tanpa otorisasi kami adalah pasukan pendudukan dan harus segera ditarik," tambahnya.

KEYWORD :

Walid al-Moallem Diplomat Suriah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :