Sabtu, 27/04/2024 01:56 WIB

Kepada AS dan Israel, Rusia Minta Kepentingan Iran Diperhatikan

Stabilitas regional akan di luar jangkauan, jika kepentingan Iran diabaikan.

Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Agung (SNSC) Iran Ali Shamkhani (kanan) bertemu dengan Alexander Lavrentiev, utusan khusus Presiden Rusia Vladimir Putin, di Teheran, pada 9 Juli 2019. (Foto: IRNA)

Moskow, Jurnas.com - Utusan khusus Presiden Rusia, Vladimir Putin, Alexander Lavrentiev, mengatakan bahwa Moskow sudah memberi tahu para pejabat Amerika Serikat (AS) dan Israel dalam pertemuan trilateral baru-baru ini, stabilitas regional akan di luar jangkauan, jika kepentingan Iran diabaikan.

Lavrentiev, melakukan perjalanan ke Teheran atas perintah langsung Presiden Putin untuk menyerahkan laporan tentang pertemuan trilateral yang berlangsung di antara para pejabat AS, Rusia, dan Israel di kota pendudukan Yerusalem al-Quds bulan lalu.

Selama pertemuan dengan Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran (SNSC), Ali Shamkhani, Lavrentiev mengatakan para pejabat Rusia pada pertemuan itu telah menekankan kepentingan Iran.

"Pada KTT ini, secara eksplisit dinyatakan, sebagai negara yang kuat di kawasan itu, Iran adalah teman dan mitra strategis Rusia, dan tanpa memperhatikan peran, kepentingan dan pencapaian Iran, maka keamanan berkelanjutan di kawasan itu tidak mungkin," ujar Lavrentiev.

Pada KTT tersebut, Lavrentiev juga menyampaikan kepada pejabat AS dan Israel bahwa posisi Rusia jelas dan tegas terhadap kebijakan tekanan maksimum pada Iran tidak efektif.

Presiden AS Donald Trump memberlakukan kebijakan yang disebut tekanan maksimum terhadap Iran sejak Mei 2018, saat secara sepihak menarik AS dari perjanjian multilateral dengan Iran.

Lavrentiev mengatakan Iran tidak bisa tetap berkomitmen secara sepihak pada kesepakatan 2015, secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA), dan hak-hak hukumnya tak dipenuhi berdasarkan perjanjian tersebut sementara negara-negara lain mengingkari kewajibannya.

Menurut Lavrentiev, para peserta juga diberitahu bahwa Moskow mendukung kehadiran hukum Iran di Suriah. Teheran telah memberikan dukungan penasihat militer kepada Damaskus dalam menghadapi militansi dan terorisme Takfiri. Begitu juga Rusia.

Di tempat yang sama, Shamkhani, memuji jalan positif dan berkembang dari hubungan dan kerja sama Rusia-Iran, dan menyebut Moskow sebagai teman dan sekutu strategis Teheran.

Ia menyatakan terima kasih atas posisi fegas dan tidak memihak Rusia tentang JCPOA dan kehadiran Iran di Suriah.

Pejabat Iran juga secara positif mengakui keberatan Moskow terhadap intrusi ke wilayah udara Iran dari pesawat mata-mata AS bulan lalu dan langkah Inggris baru-baru ini untuk menyita sebuah kapal tanker minyak yang mengangkut minyak mentah Iran.

Ia mengatakan AS berusaha meningkatkan ketegangan dan rasa tidak aman di kawasan itu untuk memungkinkan lebih banyak penjualan senjata regional. Namun Ditegaskan bahwa Iran akan melanjutkan upaya politik dan pertahanannya melawan ketidakstabilan di kawasan itu, dengan tegas melindungi kepentingannya sendiri. dan keamanan.

KEYWORD :

Iran Amerika Serikat Rusia Timur Tengah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :