Sabtu, 27/04/2024 07:26 WIB

Pembentukan Badan Riset Harus Direalisasikan

Sudah jelas pembentukan badan riset itu memiliki tujuan yang baik.

Megawati Soekarnoputri saat kunjungan ke China

Jakarta, Jurnas.com - Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri berharap rencana membentuk Badan Riset segera direalisasikan.

Kata Megawati, rencana baik ini jangan jadi pro-kontra karena takkan menyelesaikan masalah yang dihadapi Indonesia, khususnya masalah pangan.

Hal itu diungkap Megawati setelah mengunjungi Experimental station of China Agricultural University (CAU) di Beijing, Selasa (9/7/2019).

Lokasi itu merupakan tempat penelitian teknologi pertanian, pembinaan talenta pertanian, serta lapangan pengajaran penanaman praktis. Stasiun ini memiliki setidaknya 2.5 hektar lahan eksperimental padi untuk meneliti penyeleksian bibit, pembibitan dan penambahan produksi padi.

Megawati disambut oleh Prof. Dr. Zichao Lo, salah seorang peneliti paling senior di lembaga itu. Megawati ditemani Ketua DPD PDI Perjuangan Rokhmin Dahuri dan Guru Besar IPB Dwi Andreas Santosa.

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan itu diajak melihat sejumlah varietas padi yang sedang diujicobakan. Tampak tanaman padi berwarna hijau dan berwarna ungu anggur di hamparan sawah.

Usai itu, Megawati lalu bicara soal alasan dirinya mengunjungi tempat itu. Dia lalu menjawab bahwa dirinya teringat dengan prokontra pembentukan Badan Riset yang sedang terjadi di Indonesia.

"Saya berpikir selama ini saya melihat juga mengapa Indonesia selalu ketinggalan? Karena selalu ribut urusan seperti ini sekarang Presiden sudah mengintrodusir akan membuat sebuah badan riset, lalu ada pro dan kontra," kata Megawati.

Megawati sebut prokontra itu tak ada gunanya. Sudah jelas pembentukan badan riset itu memiliki tujuan yang baik. Semisal untuk riset bidang pangan, adalah kenyataan bahwa padi adalah makanan utama rakyat Indonesia.

"Di China ini, mereka lebih berpaling ke jagung tetapi tetap padi tidak ditinggalkan. Karena secara teknologi, rekayasa genetika dapat ditemukan sebuah bibit unggul yang ternyata di daratan China ini dapat disebarluaskan. Kenapa juga kita tidak serupa melakukan itu? Kenapa ribut badan riset dengan pro kontra?" beber Megawati.

Yang jelas, dirinya melihat pembentukan badan riset itu akan mendorong kedaulatan pangan nasional. Kedaulatan pangan berbeda dengan ketahanan pangan yang bermakna bisa dilakukan dengan impor pangan.

"Kalau kedaulatan pangan itu, produk pangannya datang dari hasil rakyat dan bangsa Indonesia sendiri," katanya.

Sebelumnya, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menargetkan penggabungan lembaga riset beserta kementerian terkait di bawah Badan Riset Nasional (BRN) dimulai tahun depan. Penggabungan menunggu pengesahan RUU Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek).

“Mudah-mudahan mendapatkan persetujuan dari Paripurna DPR. Kalau sudah, kita implementasikan di tahun 2020 sampai seterusnya,” kata Nasir usai Pengukuhan Anggota Dewan Riset Nasional (DRN) di Gedung D Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (4/7/2019).

KEYWORD :

Pembentukan Badan Riset pro-kontra Megawati Soekarnoputri




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :