Menteri Luar Negeri Oman Yousuf bin Alawi bin Abdullah (Foto: Middle East Monitor)
Yerusalem, Jurnas.com - Pemerintah Oman tepis klaim tidak berdasar Israel bahwa kesultanan Teluk Persia mengembangkan hubungan diplomatik dengan pemerintah Tel Aviv.
Dalam sebuah pernyataan di akun Twitter resminya, Selasa (2/7), Kementerian Luar Negeri Oman tanggapi komentar kepala intelijen Mossad, yang mengatakan Israel memperbarui hubungan dengan Oman.
"Kesultanan ingin mengerahkan semua upaya untuk menciptakan kondisi diplomatik yang menguntungkan untuk memulihkan hubungan antara semua pihak internasional dan regional untuk bekerja menuju tercapainya perdamaian antara Otoritas Palestina dan Israel, yang mengarah pada pembentukan negara Palestina yang merdeka," kata Menteri Luar Negeri Oman.
Kepala Mossad, Yossi Cohen, telah mengklaim pada Konferensi Herzliya pada Senin (1/7), "Baru-baru ini, pembaruan hubungan formal dengan Oman diumumkan dan pembentukan kantor perwakilan kementerian luar negeri di negara itu."
"Itu hanya ujung yang terlihat dari upaya rahasia yang jauh lebih luas," tambahnya.
"Kami belum memiliki perjanjian damai resmi dengan mereka (negara-negara Arab) tetapi sudah ada komunalitas kepentingan, kerja sama luas, dan saluran komunikasi terbuka," sambungnya.
Jordan dan Mesir adalah satu-satunya dua negara Arab yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Namun, laporan menunjukkan bahwa beberapa dari mereka, termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain, telah memiliki hubungan rahasia dengan Tel Aviv.
Pada akhir Novemeber lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi Oman. Ia bertemu Sultan Sayyid Qaboos bin Said Al Said di Bait al-Barakah Royal Palace di kota pesisir Seeb dekat ibukota Muscat.
Surat kabar Jerusalem Post melaporkan, kedua pemimpin membahas proses perdamaian Timur Tengah serta hal-hal lain yang menjadi kepentingan bersama.
Oman Israel Timur Tengah
