Jum'at, 26/04/2024 19:43 WIB

Gandeng FAO, KKP Luncurkan UPI Pindang Higienis di NTB

UPI ini diharapkan dapat memperbaiki nilai pangan pada pengolahan, serta meningkatkan produktivitas dan pendapatan dengan integrasi ke akses pasar yang baru.

Peresmian UPI pindang higienis di Lombok Utara, NTB

Jakarta, Jurnas.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan meluncurkan Unit Pengolahan Ikan (UPI) pindang higienis di Dusun Lekok, Desa Gondang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), hasil kerja sama dengan Badan Makanan dan Pertanian PBB (FAO).

UPI ini diharapkan dapat memperbaiki nilai pangan pada pengolahan, serta meningkatkan produktivitas dan pendapatan dengan integrasi ke akses pasar yang baru.

Perwakilan FAO Indonesia, Stephen Rugard mengatakan, UPI pindang higienis bukanlah sebuah proyek besar. Namun efeknya besar, karena selain meningkatkan taraf perekonomian, juga memperbaiki gizi masyarakat.

“Kami berterima kasih kepada KKP maupun pemerintah daerah yang mampu merealisasikan proyek ini,” kata Stephen dalam keterangannya kepada redaksi pada Sabtu (29/6).

Pengolahan pindang, lanjut Stephen, merupakan usaha yang sudah berjalan lebih dari ratusan tahun. FAO dalam hal ini hanya memperbaiki manajemen bisnis dan sanitasi, untuk meningkatkan nilai serta gizi ikan pindang.

“Makanya, saya akan perkenalkan ikan pindang ke keluarga saya, bahkan ke dunia. Jika diperbesar, ikan pindang bisa mendunia,” ujar dia.

Sementara Direktur Pengolahan dan Bina Mutu, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Innes Rachmania mengatakan, proyek ini merupakan perbaikan dari rantai nilai pangan dan produktivitas ikan pindang dengan integrasi pasar baru, yang dimulai sejak September 2016.

Proyek ini merupakan kolaborasi antara KKP dan FAO, yaitu  “Development of Effective and Inclusive Food Value Chains in ASEAN Member States” yang didanai oleh Jepang.

“Proyek ini merupakan wujud peningkatan ketahanan pangan dan nilai ekonomi terutama untuk usaha kecil dengan fokus produk olahan pindang karena mampu meningkatkan peluang akses pasar baru,” papar Innes.

Adapun produk yang dihasilkan dari unit pengolahan yang ada saat ini ialah pindang presto dan pindang higienis. Ke depannya, UPI tidak menutup kemungkinan untuk pembuatan produk seperti abon.

“Dengan pengolahan ikan pindang higienis ini maka hasil produk olahannya bisa lebih bersih, bergizi, dan mempunyai nilai tambah,” tutur dia.

UPI higienis mampu memproduksi sekitar 500 kilogram pindang hari. Pembangunannya yang menelan biaya senilai Rp332 miliar dilengkapi dengan boiling table, cooker hood, washing table, working table, wash basin, storage rack, grease trap, chest freezer, low temperature freezer, gas stand burner, vaccum packing machine, dan timbangan digital yang totalnya mencapai Rp84 juta.

UPI ini juga dilengkapi dengan IPAL berukuran 7,5 m2 yang terdiri dari empat chamber penampungan, dengan sekitar 50 orang pengolah yang telah dilatih ilmu sanitasi, pengelolaan limbah, dan kewirausahaan.

Seperti diketahui, ikan pindang merupakan produk olahan hasil perikanan yang popular di Indonesia setelah ikan asin. Selain memiliki cita rasa yang lezat, pindang tidak terlalu asin dan dapat diolah dari semua jenis ikan. Umumnya dilakukan oleh industri skala mikro dan kecil. Berdasarkan SNI 2016, pengolahan pindang ikan terbagi 2, yaitu pindang garam dan pindang air garam.

Sementara itu, untuk sebaran industri pengolahan pindang skala mikro dan kecil terpusat di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Lokasi UPI terbanyak yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, NTB, Bali, Jakarta, dan Banten yang jumlahnya mencapai 96,20 persen atau 11.175 UPI dari total  11.616 UPI mikro kecil.

Di tempat terpisah, Plt Direktur Jenderal PDSPKP, Nilanto Perbowo menuturkan, program FAO ini merupakan stimulan bagi UPI pindang dalam memperbaiki nilai tambah produk pindang yang terjamin mutu dan keamanan produknya.

"Pembangunan UPI Pindang Higienis dan pelatihan penguatan kapasitas UKM seperti pelatihan pengelolaan limbah, pengembangan produk, dan kewirausahaan selama program FAO berlangsung, bisa menjadi contoh dan diterapkan secara mandiri oleh pemerintah daerah pada UPI skala mikro kecil di daerahnya," tandas dia.

KEYWORD :

Pindang Higienis UPI KKP




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :