Jum'at, 26/04/2024 19:32 WIB

Rouhani: Trump Tak Punya Niat Dialog dengan Iran

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif juga akan memikul sanksi berat AS akhir pekan ini.

Presiden Iran, Hasan Rouhani (Foto: Abedin Taherkenareh/EP)

Teheran, Jurnas.com - Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan sanksi baru Amerika Serikat (AS) yang menyasar pejabat tinggi Iran membuktikan bahwa Washington hanya berpura-pura alias berbohong ingin melakukan dialog dengan Teheran.

Rouhani mempertanyakan logika di balik perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump yang menyasar Pemimpin Revolusi Islam, Ayatullah Seyyed Ali Khamenei, kantornya dan delapan komandan senior Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC).

Trump mengatakan, sanksi itu bertujuan menutup akses para pejabat Iran terhadap sumber-sumber keuangan, serta memblokir mereka dari akses sistem keuangan AS atau aset apa pun di Negeri Paman Sam.

Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin juga mengatakan, selain Khamenei, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif juga akan memikul sanksi berat AS akhir pekan ini.

Rouhani mengolok-olok keputusan AS mengambil aset Khamenei sebagai bagian dari perintah sanksi. Ia mengatakan, Khamenei hanya memiliki Hosseiniyeh (tempat ibadah) dan sebuah rumah sederhana.

"Pemimpin Iran tidak seperti negara-negara lain, yang memiliki miliaran rekening di luar negeri sehingga Anda dapat memberikan sanksi, mengambilnya atau memblokirnya," kata Rouhani.

"Memberi sanksi padanya untuk apa? Tidak bepergian ke Amerika? " tanyanya.

Ia menambahkan bahwa sanksi baru itu adalah bukti nyata bahwa AS hanya berbohong ingin melakukan dialog dengan Teheran, seperti yang digembor-gemborkan beberapa bulan belakangan.

"Anda (orang Amerika) meminta negosiasi. Jika Anda mengatakan yang sebenarnya, mengapa Anda secara bersamaan juga ingin memberikan sanksi kepada menteri luar negeri kami? Jelas Anda berbohong," kata Rouhani.

KEYWORD :

Iran Hassan Rouhani Amerika Serikat Donald Trump




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :