Sabtu, 27/04/2024 05:27 WIB

LDII Ajak Masyarakat Dewasa dalam Berdemokrasi

Selain pendewasaan politik, lanjut Prasetyo, masyarakat harus didorong kreativitas dan inovasinya, untuk menaikkan kapasitas kemandirian bangsa. 

Dr.H.Iskandar Siregar, ketua DPP LDII bidang PKOSB, Ir. H.Prasetyo Sunaryo.M.T.Ketua DPP LDII bidang OKK, dan KH.Chriswanto Santoso,MSi, Ketua DPP LDII bidang PAD (Kiri-Kanan) foto: Alibas_Jurnas.com

Jakarta, Jurnas.com - Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) mengajak masyarakat Indonesia untuk bersikap dewasa dalam berdemokrasi. Pasalnya, saat ini masyarakat dinilai belum memiliki kematangan dalam budaya demokrasi.

Hal itu disampaikan ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) LDII bidang OKK, Prasetyo Sunaryo dalam acara konference pers di kantor DPP LDII, Jakarta pada Rabu (01/05).

Menurut Prasetyo, proses demokrasi (menyampaikan pendapat, red) harusnya tak hanya menjadi ajang lima tahunan, tapi harus diaplikasikan dalam keseharian.

"Demokrasi harusnya dilakukan sehari-hari. Ketika benar dikatakan benar, kalau salah yah katakan salah. Itulah demokrasi yang sebenarnya," kata Prasetyo.

”Kedewasaan politik itu juga harus ditunjukkan dengan masyarakat yang memilih. Masyarakat saat ini lebih pandai, sekiranya dari pemilih misalnya ada menerima uang dari para peserta, namun pada akhirnya pemilih berkecenderungan memilih sesuai dengan aspirasi mereka," tambahnya.

Selain pendewasaan politik, lanjut Prasetyo, masyarakat harus didorong kreativitas dan inovasinya, untuk menaikkan kapasitas kemandirian bangsa.

"Stabilitas sosial politik, harus berasal dari tingkat kesadaran demokratis yang semkin tinggi, yang ditandai dengan semakin banyaknya tokoh masyarakat yang memahami arti amanah atau keterwakilan," lanjutnya.

Prasetyo menyontohkan seorang Kepala Desa Besur, Kecamatan Sekaran, Lamongan, Abdul Haris Suhud sebagai salah satu contoh sifat kepemimpinan yang harusnya dimiliki oleh para pemimpin saat ini.

Haris merupakan kepala desa dengan segudang inovasi untuk mengembangkan desanya. Ia mampu membangun pariwisata berbasis agrobisnis dengan kreativitas yang dimiliki.

"Di atas Iahan seluas 4 ha, ditanami oleh Haris dengan sekitar sembilan jenis varietas padi. Penanaman berbagai jenis padi tersebut, meningkatkan kinerja padi dari sisi peningkatan produktivitas dan ketahanannya terhadap hama," ujar Prasetyo.

Selain tanaman pangan, di areal tanah proyek percontohan itu juga ditanami bunga dan hortikultura. Penanaman tanaman itu berfungsi untuk menciptakan ekosistem, yang dapat mengundang biota-biota yang memerlukan bunga sebagai wadah untuk berkembang biak. Bahkan untuk mengundang predator yang memakan hama padi.

Di areal proyek percontohan itu, terdapat sarang burung hantu, untuk memancing burung hantu datang dan bersarang. Burung hantu inilah yang menjadi predator bagi tikus-tikus perusak hama. Area ini kemudian juga dijadikan agro wisata yang meningkatkan nilai jual pertanian dan kesejahteraan masyarakat di sekitar area tersebut. Penduduk sekitar Iahan dapat menjual makanan bagi wisatawan, hingga menyediakan berbagai kebutuhan wisatawan.

“Bila 72.000 desa se-Indonesia memiliki 20 persen kepala desa yang inovatif, bisa meningkatkan kemakmuran desa," tutur Prasetyo.

Prasetyo berharap para penemu yang mampu mengatasi kesulitan-kesulitan lapangan, perlu diberi apresiasi yang memadai dalam alam demokrasi ini.

"Tiap tahun LDII mengadakan award untuk mengapresiasi inovator-inovator kreatif," tambahnya.

KEYWORD :

DpP LDII Kedewasaan Berdemokrasi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :