Sabtu, 27/04/2024 08:34 WIB

Menteri Amran Optimis Santri Mampu Mendongkrak Produksi

Peran generasi muda di sektor pertanian mampu mempercepat peningkatan produksi pertanian dan mewujudkan visi membangun lumbung pangan dunia 2045.

Proses Penandatangan MOU Badan Litbang Kementan dengan Robitah Ma`ahid Islamiyah NU dalam rangka penumbuhan dan penguatan tani milenial di Lapangan Pasar Munding, Desa Kamulyaan, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (25/1). . (Foto: Ist)

Tasikmalaya – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimis peran generasi muda di sektor pertanian mampu mempercepat peningkatan produksi pertanian dan mewujudkan visi membangun lumbung pangan dunia 2045.

Demikian kata Menteri Amran pada Launching Santri Tani Milenial yang bertempat di Lapangan Pasar Munding, Desa Kamulyaan, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (25/1).

“Santri adalah pemuda masa depan untuk republik ini, karena mereka bermoral, berkarakter dan berintegritas. Saya bangga dengan kalian, ini adalah bentuk perhatian pemerintah. Saya perintahkan revisi regulasi agar pesantren bisa dapat bantuan. Tahun ini diberikan 1 juta ekor ayam untuk santri seluruh Indonesia,” kata Amran

Launching santri milenial ini merupakan rangkaian kegiatan dari gerakan 1 juta petani milenial yang tergabung dalam 40.000 kelompok petani dan tersebar di seluruh Provinsi Indonesia dimulai dari Aceh sampai ke Papua, dihadiri oleh minimumnya 15.000 santri.

Menteri Amran menyebutkan berbagai upaya untuk menggerakkan para santri tani menjadi pengembang usaha pertanian yang modern yakni seperti bimbingan tehnik budidaya pertanian, demonstration plot, dan distribusi sarana produksi. Kemudian bantuan  ternak berupa ayam, kambing/domba, sapi dan juga peralatan Alsintan seperti traktor.

“Kami diperintahkan presiden untuk mewujudkan ketahanan pangan, pertanian kita sudah meningkat, Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pertanian naik dari 900 triliun menjadi 1.400 triliun, naik 460 persen. Pun ekspor kita naik 29 persen, inflasi turun dari 10 persen menjadi 1 persen, kemiskinan di desa turun dan 80 persen bergerak di sektor pertanian,” sebutnya.

Di tempat yang sama, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Prihasto, berharap melalui gerakan petani milenial ini, masalah pengangguran dapat teratasi dengan terbukanya lapangan pekerjaan di sektor pertanian melalui penumbuhan wirausahawan muda pertanian.

Dalam kesempatan tersebut, ia memberikan berbagai komoditas hortikultura, di antaranya benih cabai seluas 40 hektare  yang tersebar di daerah Pangandaran, Garut, Ciamis, Kota Banjar dan Tasikmalaya.

“Bantuan cabai 40 hektare ini untuk daerah Jawa Barat guna pengembangan lahan usaha yang ada di pesantren. Diberikan pendampingan penggunaan alsintan dan pelatihan. Hal ini akan berlanjut ke pengembangan kawasan. Jika ada usulan, Ditjen Hortikultura siap memfasilitasi pengajuan proposal yang didukung oleh dinas pertanian setempat,” terangnya.

Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Alam mengapresiasi langkah nyata pemerintah pusat melalui Kementan. Menurut pria yang pernah menjabat Bupati Tasik ini, Menteri Amran berpihak dan peduli kepada santri karena sejarah membuktikan santri ikut andil berjuang dalam  kemerdekaan.

“Terima kasih kepada pemerintah yang diwakili oleh Mentan Amran, hari ini adalah momentum, kami bangga dengan bantuan yang diberikan,  semoga santri semakin maju dan terdepan,” ungkap Uu.

Ketua Harian PBNU Iqbal Sullam menyemangati 15.000 santri yang hadir. Ia meminta santri agar semangat manfaatkan kesuburan tanah, pelihara dan lanjutkan jihad pertanian.

“Emban amanat  dengan baik serta pelihara lingkungan hidup dengan pertanian,” ujarnya.

Perlu diektahui, pada kegiatan ini pun dilakukan penandatangan MOU Badan Litbang Kementan dengan Robitah Ma`ahid Islamiyah NU dalam rangka penumbuhan dan penguatan tani milenial. Gerakan Petani Milenial ini dibagi dalam zona kawasan jenis komoditas pertanian mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.

Petani yang tergolong ke dalam usia milenial yaitu, 19 hingga 39 tahun atau petani yang tidak berada dalam range umur tersebut tetapi berjiwa milenial, tanggap teknologi digital, tanggap alsintan dan mempunyai lahan.

KEYWORD :

Santri Milenial Jawa Barat Kementerian Pertanian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :