Sabtu, 27/04/2024 01:00 WIB

Warganya Diringkus, Australia Minta Transparansi China

Ketegangan antara China dan beberapa bagian Barat meningkat sejak dua orang Kanada, seorang diplomat cuti yang tidak dibayar dan seorang konsultan, ditangkap di Tiongkok dengan tuduhan membahayakan keamanan negara.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne (Foto: VL Trends)

Melbourne - Menteri Luar Negeri Marise Payne akan menuntuk transparansi dan keadilan China dalam menangani warga Australia yang ditangkap dalam pertemuan di Beijing, Kamis (24/1).

Pejabat di Canberra sebelumnya mengkonfirmasi, warga berdarah China-Australia, Yang Hengjun, yang sekarang menjadi warga negara Australia, ditahan tak lama setelah berkunjung ke Guangzhou dari New York pekan lalu.

"Kedutaan besar kami di Beijing akan bertemu dengan pihak berwenang China pagi ini untuk meminta klarifikasi lebih lanjut tentang sifat penahanan ini dan untuk mengatur akses konsuler pada kesempatan sedini mungkin," kata Payne dalam pernyataan emailnya, dilansir Reuters.

Pertemuan itu akan dilanjutkan karena Menteri Pertahanan Australia, Christopher Pyne dijadwalkan akan mendarat di Beijing untuk bertemu dengan rekannya dari Tiongkok, Wei Fenghe, dan pejabat senior lainnya.

Ketegangan antara China dan beberapa bagian Barat meningkat sejak dua orang Kanada, seorang diplomat cuti yang tidak dibayar dan seorang konsultan, ditangkap di Tiongkok dengan tuduhan membahayakan keamanan negara.

Penangkapan tersebut disebut-sebut sebagai pembalasan Beijing atas penangkapan Meng Wanzhou, seorang eksekutif senior Huawei Technologies, di Kanada pada 1 Desember. Ia dituduh melanggar sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran.

Pemerintah Australia pertama kali diberitahu bahwa Yang telah hilang setelah teman-temannya mengatakan bahwa pria yang berpofesi sebagai penulis itu tidak dapat dihubungi selama beberapa hari.

Australia bersama insan internasional mengecam penangkapan dua orang Kanada itu. Yang memang sudah lama menjadi perhatian pihak berwenang Tiongkok. Ia mengkritik apa yang dia sebut gangguan China di Australia.

Presiden China, Xi Jinping telah memimpin tindakan keras terhadap perbedaan pendapat sejak berkuasa pada 2012, dengan ratusan pengacara dan aktivis hak asasi manusia ditahan. Lusinan telah dipenjara.

KEYWORD :

Perang Dagang Australia China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :