Sabtu, 27/04/2024 00:49 WIB

Pengungsi Rohingya di BangladeshTerpapar Cacar Air

WHO mengungkapkan 832 pengungsi Rohingya yang tinggal di kamp terpapar cacar air sejak Desember lalu.

Kelangkaan makanan membuat pengungsi Rohingya yang tinggal di kamp-kamp sulit melaksanakan puasa Ramadan seperti yang mereka lakukan sediakal. (Foto: Reuters)

Dhaka, Bangladesh - Lebih dari 800 pengungsi Rohingya yang tinggal di kamp-kamp sementara yang kumuh di distrik Cox’s Bazar, Bangladesh, terinfeksi cacar air sejak Desember lalu.

Dilansir Jurnas.com dari Anadolu, lewat pernyataan tertulis, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan 832 pengungsi Rohingya yang tinggal di kamp terpapar cacar air.

"Kementerian Kesehatan (di Bangladesh) dan WHO telah meningkatkan pengawasan dan melakukan tindakan awal," jelas Dr. Bardan Jung Rana, perwakilan WHO untuk Bangladesh.

Sementara itu, para pengungsi mengkhawatirkan jumlah penderita akan terus bertambah hingga mencapai 1.000 orang.

Ansar Ali, 34, yang dipilih oleh pemerintah Bangladesh untuk membantu menjaga ketertiban di kampnya, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa sebagian besar perempuan dan anak-anak sudah menderita gejalanya.

Nasima Khatun, 60, seorang pengungsi dari kamp yang sama, menuturkan ada banyak nyamuk dan serangga lainnya, serta tikus di kamp-kamp, sehingga pengungsi mudah terserang penyakit.

"Penyakit terus mengikuti kami. Kami hanya minum obat yang disediakan," ungkap pengungsi lainnya, Ali Ahmad.

Rohingya, yang disebut-sebut PBB sebagai kaum paling teraniaya di dunia, telah menderita sejumlah serangan sejak belasan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada 2012.

Menurut Amnesty International, lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, sebagian besar perempuan dan anak-anak, melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh, setelah pasukan Myanmar melancarkan kekerasan terhadap komunitas Muslim minoritas pada Agustus 2017.

Ontario International Development Agency (OIDA) dalam laporannya menyebutkan hampir 24.000 Muslim Rohingya dibunuh oleh pasukan Myanmar sejak 25 Agustus 2017.

Laporan berjudul "Migrasi Paksa Rohingya: Pengalaman yang Tak Terkira" menyebutkan bahwa lebih dari 34.000 Rohingya dibakar hidup-hidup, sementara lebih dari 114.000 lainnya dipukuli.

Sekitar 18.000 perempuan Rohingya diperkosa oleh tentara dan polisi Myanmar dan lebih dari 115.000 rumah Rohingya dibakar dan 113.000 lainnya dirusak.

KEYWORD :

Pengungsi Rohingya Organisasi Kesehatan Dunia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :