Sabtu, 27/04/2024 02:36 WIB

"Student Loan" Jadi Alternatif Kuliah Berbiaya Tinggi

Yefta menuturkan, alasannya menawarkan kuliah blended learning guna menggaet para lulusan yang saat ini sedang sibuk di dunia kerja.

Kerja sama BFI Finance dan HarukaEDU

Jakarta – Biaya tinggi masih jadi salah satu kendala lulusan SMA/SMK/MA gagal meneruskan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Dalam riset HarukaEDU, 79 persen lulusan sekolah menengah yang bekerja, tertarik melanjutkan kuliah, namun 66 persen di antaranya mengeluhkan biaya.

Kondisi ini semakin menegaskan hasil temuan Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu pada tahun ajaran 2014/2015 terdapat 1,45 juta mahasiswa baru. Namun hanya 8,15 persen dari total penduduk usia 15 tahun ke atas yang berhasil menyelesaikan pendidikannya ke tingkat perguruan tinggi.

Karena itu, lewat kerja sama yang diteken pada Rabu (19/12), BFI Finance melalui produknya "BFI Education" dan HarukaEDU menawarkan pembiayaan pendidikan atau Student Loan, di mana mahasiswa dapat menyicil biaya kuliah blended learning lewat platform `Pintaria`.

“BFI Finance dan HarukaEDU tidak hanya melayani pendidikan formal, namun juga informal, seperti kursus, menjahit, memasak, atau sertifikasi profesi,” terang Business Development Head BFI Finance Yefta Bramiana di Bintaro, Tangerang.

Yefta menuturkan, alasannya menawarkan kuliah blended learning guna menggaet para lulusan yang saat ini sedang sibuk di dunia kerja. Sehingga perkuliahan tidak harus dilakukan dengan datang ke kampus setiap hari, melainkan mengkombinasikan antara kuliah daring (online) dan juga tatap muka satu kali dalam seminggu.

Adapun terkait syaratnya, Research & Development Unit Head BFI Finance Netta Prismawiyati menjelaskan, pelamar hanya diminta melampirkan dokumen standar, mulai dari KTP, PBB, hingga bukti penghasilan. Sementara batas pengajuan yakni Rp2-Rp40 juta, dengan bunga cicilan tetap kompetitif.

“Pembiayaan ini tidak kami berikan langsung ke konsumen, agar tidak landing ke mana-mana, melainkan langsung ke sekolah atau platform online seperti Pintaria ini,” terang Netta.

Dalam kesempatan yang sama, CEO HarukaEDU Novistiar Rustandi mengatakan sudah ada sembilan universitas di Jakarta dan Bandung yang bergabung dengan Pintaria. Di antaranya Universitas Al Azhar, Universitas Sahid, Universitas MH Thamrin, London School of Public Relations, Ukrida, dan STM Labora.

Jumlah perguruan tinggi mitra, kata Rustandi, akan terus ditingkatkan. Sebab ada keuntungan yang diperoleh, yakni perguruan tinggi berkenan menurunkan biaya kuliahnya hingga 50 persen dengan bentuk kerja sama ini.

“Kenapa jadi murah? Karena kalau perguruan tinggi mahasiswanya bertambah, maka kelasnya juga harus bertambah. Otomatis harus membeli tanah untuk membangun kelas baru. Kalau platform daring, tidak harus ada kelas fisik. Kualitas dosen juga terjaga,” terang Rustandi.

Lebih lanjut, di Pintaria para mahasiswa tetap melakukan ujian secara offline atau tatap muka. HarukaEDU beralasan hal tersebut demi memastikan kualitas lulusan sama dengan mahasiswa reguler.

Adapun untuk cicilannya, menurut Head of Marketing HarukaEDU Zaneti Sugiharti tetap bervariasi. Yakni mulai dari Rp700 ribu hingga Rp1,2 juta.

“Tapi tetap, sebelum diterima di Pintaria, harus ada tes terlebih dahulu,” jelas Zaneti.

KEYWORD :

Student Loan Pembiayaan Kuliah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :