Jum'at, 26/04/2024 14:37 WIB

Perempuan dan Anak Berpotensi Idap Hipertensi Paru

Tingkat kematian karena hipertensi paru lebih tinggi dibandingkan kanker payudara dan kanker kolorektal.

Mengenal ancaman penyakit hipertensi paru (Foto: YHPI)

Jakarta - Penyakit hipertensi paru banyak dialami oleh anak-anak serta perempuan dari negara-negara berkembang.

Menurut Ketua Umum YHPI Indriani Ginoto, kendati angka dan data terkini untuk Indonesia belum tersedia, namun upaya penanganan semenjak dini diperlukan, selain demi kesehatan pasien itu sendiri, apabila ditangani, beban negara dan masyarakat juga akan semakin besar bila hipertensi paru sudah berkomplikasi lebih lanjut.

Indriani mengatakan hipertensi paru adalah suatu kondisi terjadinya tekanan darah tinggi di arteri pulmonalis/paru, membuat jantung kanan bekerja ekstra keras dan dapat berakibat fatal dalam waktu cepat.

"Tingkat kematian karena hipertensi paru lebih tinggi dibandingkan kanker payudara dan kanker kolorektal," ujarnya dalam diskusi yang bertajuk Mewaspadai Hipertensi Paru dan Membuka Akses Pasien untuk Mendapatkan Layanan Kesehatan Berkualitas” di Jakarta, Senin (24/9).

Berdasarkan data yang dihimpun YHPI selama beberapa tahun terakhir, prevalensi Hipertensi Paru di dunia adalah 1 pasien per 10.000 penduduk, artinya diperkirakan terdapat 25 ribu pasien hipertensi paru di Indonesia.

Sebanyak 80 persen pasien Hipertensi Paru tinggal di negara-negara berkembang dimana hipertensi paru sering dikaitkan dengan penyakit jantung bawaan, penyakit paru lainnya (seperti penyakit paru obstruktif kronis, PPOK), autoimun, pembekuan darah (emboli), dan sebagainya.

Menurut catatan YHPI, hipertensi paru lebih sering diderita anak-anak hingga usia dewasa pertengahan, juga lebih sering dialami perempuan dengan perbandingan 9:1, dengan mean survival sampai timbulnya gejala penyakit sekitar 2-3 tahun.

“Sayangnya, penanganan hipertensi paru di Indonesia terkendala oleh berbagai faktor, termasuk belum luasnya kesadaran terhadap bahaya penyakit hipertensi paru,” ungkap Indriani.

Di dunia, menurut Indriani, saat ini terdapat sekitar 14 jenis molekul obat hipertensi paru dan baru tersedia 4 jenis di Indonesia. “Sisanya, masih harus difasilitasi oleh pasien sendiri. Itupun harganya perlu lebih terjangkau oleh mayoritas pasien,” ujar Indriani.

“Kami berharap akses atas obat-obatan penyakit hipertensi paru termasuk obat-obatan golongan sildenafil dengan dosis tertentu dapat dipercepat implementasinya,” lanjutnya.

Menurut Indriani, Pemerintah diharapkan dapat membantu para pasien hipertensi paru untuk segera memperoleh pengobatan terhadap penyakit ini.

"Peningkatan pemahaman dan kewaspadaan akan hipertensi paru di kalangan masyarakat awam juga sangat diperlukan, agar penyakit ini dapat ditangani sedini mungkin sebelum berkembang menuju komplikasi lain yang bisa berakibat fatal,” ujar Indriani

KEYWORD :

Hipertensi Paru Perempuan Anak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :