Jum'at, 26/04/2024 11:51 WIB

Persoalan Lansia Tak Hanya Tanggung Jawab Negara

Anggota Komisi VIII DPR RI Endang Maria Astuti mengungkapkan rasa keprihatinannya terkait banyaknya orang tua lanjut usia (lansia) yang ditelantarkan oleh keluarganya.

Anggota Komisi VIII DPR RI Endang Maria Astuti

Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR RI Endang Maria Astuti mengungkapkan rasa keprihatinannya terkait banyaknya orang tua lanjut usia (lansia) yang ditelantarkan oleh keluarganya. Dirinya menilai, persoalan lansia tidak hanya menjadi tanggung jawab negara, tetapi juga menjadi tanggung jawab pihak keluarga.

“Padahal harapan hidup para lansia itu tumbuh, ketika ada kasih sayang yang didapat, terutama dari keluarga. Nah mestinya pengurusan dan perhatian para lansia itu  bukan sekedar menjadi tanggung jawab negara," ungkapnya usai mengunjungi Unit Pelayanan Terpadu Panti Sosial Tresna Werdha (UPTD PSTW) Sabai Nan Aluih Sicincin, Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat. Senin (30/4/2018).

"Meskipun memang negara harus hadir bersama dengan Pemerintah Pusat dan Daerah. Lansia ini merupakan tanggung jawab bersama khususnya adalah keluarga,” tambahnya.

Endang menambahkan, jika kesadaran keluarga dalam menumbuhkan kasih sayang dan perhatian kepada orang tua yang sudah lansia minim, maka secara tidak langsung masalah yang ada pada lansia itu semakin banyak yang muncul. Entah dari sisi kesehatan, seiring dengan menurunnya usia pasti akan mengalami penurunan dari sisi lainnya.

“Nah ini jadi perhatian kita juga, untuk bagaimana kita mendorong agar lansia itu punya harapan hidup. Anggap saja mereka punya kreatifitas, hatinya senang, dan akhirnya akan mengurangi cost negara dari sisi kesehatan," katanya.

"Karena kalau sudah lansia, mereka senang hidupnya, maka secara tidak langsung cost negara yang digunakan untuk membiayai mereka karena faktor penurunan kesehatan akan semakin berkurang,. Ini yang kita harapkan,” papar politisi Partai Golkar itu.

Sementara itu, Anggota Komisi VIII DPR RI Desy Ratnasari menyoroti kondisi kelayakan dan keamanan dari kamar mandi di UPTD PSTW Sabai Nan Aluih tersebut. Mengingat panti ini khusus bagi lansia, maka kamar mandi pun harus disesain khusus atau spesial.

“Spesial dalam artian menghindari mereka terjatuh, menghindari mereka tergelincir. Kan tidak mungkin setiap kali mereka ke kamar mandi, apakah petugasnya selalu mendampingi mereka. Kalau kemudian mereka ternyata bisa, ya Alhamdulillah. Hanya ini harus menjadi perhatian bersama,” sarannya.

Selain itu, Desi juga menyoroti daya tampung sebuah institusi panti sosial. Menurutnya, kurangnya daya tampung menjadi permasalahan di berbagai daerah sama. Di UPTD PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin sendiri saat ini dihuni oleh 110 lansia. Menurutnya, ini tentu menjadi PR bersama Komisi VIII DPR RI dengan Pemerintah.

“Bagaimana pemerintah pusat bisa memberikan bantuan alokasi dana. Panti di sini alokasi dananya hanya dari APBD. Nah kalau misalnya dapat bantuan dari pusat, Insya Allah mungkin daya tampungnya akan menjadi lebih besar lagi. Semua orang yang diurus akan lebih besar lagi,” kata politisi Partai Amanat Nasional itu.

Desi juga menambahkan, yang terpenting adalah bagaimana dengan adanya panti werdha ini, negara bisa memberikan penghargaan kepada warganya yang telah lansia. “Tapi yang jelas, bagaimana kita memberikan penghargaan kepada mereka dan kelayakan kepada mereka, karena mereka adalah juga menjadi bagian dari WNI yang harus dilindungi,” tutupnya.

KEYWORD :

Warta DPR Komisi VIII DPR Kunjungan Kerja




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :