Sabtu, 27/04/2024 00:36 WIB

Gegara Tiket, Pemudik Nyaris Bentrok

Ratusan pemudik yang memenuhi pelabuhan Fery Jangkar Situbondo, Jawa Timur, nyaris terlibat bentrok satu sama lain.

Antrean calong penumpang di loket pelabuhan.(foto:dtk)

Situbondo - Ratusan pemudik yang memenuhi pelabuhan Fery Jangkar Situbondo, Jawa Timur, nyaris terlibat bentrok satu sama lain akibat berebut tiket di antrian.

Tidak tertibnya penumpang saat mengantre tiket menjadi satu alasan para pemudik tersebut bertikai. Peristiwa yang disesalkan tersebut diduga ada pembiaran dari pihak pelabuhan, karena banyaknya praktik percaloan.

"Antrean tiket ini sangat tidak tertib dan kami lihat di depan loket yang antre itu bukan penumpang, tetapi warga sekitar atau calo yang sengaja menjual jasa pembelian tiket kapal feri," ujar Munawiyah, salah seorang pemudik tujuan Pulau Raas, Kabupaten Sumenep, Madura di sela antre membeli tiket di Pelabuha Feri Desa/ Kecamatan Jangkar, Situbondo, Sabtu (17/6).

Praktik percaloan yang masih terjadi disesalkan penumpang. Pihak pelabuhan harus menertibkan pembelian tiket kapal dengan menggunakan kartu identitas, bukan menggunakan nomor antrean. Bagi calon penumpang, nomor antrean malah memudahkan para calo mengambil nomor antrean.

"Kalau praktik percaloan ini sudah sering, bahkan saya sendiri ditawari satu tiket Rp100 ribu per orang dari harga standar Rp50 ribu per orang. Ada juga yang menawarkan paket dua orang dan satu sepeda motor Rp350 ribu, padahal kalau harga yang sebenarnya Rp150 ribu untuk dua orang penumpang dan satu sepeda motor," kata Munawiyah.

Namun, praktik percaloan yang terjadi segera diabntah oleh Juni Dwi Hanggoro, Kepala Pelabuhan Fery Jangkar Situbondo. Menurutnya jika penumpang melihat calo itu pihak pelabuhan meminta penumpang untuk melaporkan hal tersebut.

"Kalau yang ribut tadi itu karena kurang tertibnya calon penumpang saat antre membeli tiket, sehingga antar penumpang saling cekcok mulut," kata Juni.[ant]

KEYWORD :

mudik lebaran kapal fery calo tiket




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :