Jum'at, 26/04/2024 11:26 WIB

Cak Imin: Kita Semua Berduka untuk KH Chasbullah Badawi

Cak Imin mengaku terkesan dengan sosok kiai yang biasa dipanggil Mbah Chas. Di mata cak Imin, Mbah Chas seorang figur motivator yang menganjurkan untuk hidup selalu optimistis.
 

Cuitan Cak Imin.

Jakarta - Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyatakan belasungkawa atas meninggalnya ulama kharismatik asal Cilacap yang menjabat sebagai Mustasyar Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) KH Chasbullah Badawi.

"Ya Alloh...kita semua berduka cita mendalam untuk Mustasyar PBNU, KH Chasbullah Badawi, Kesugihan, Cilacap, semoga khusnul khotimah...Alfatihah," ujar cak Imin melalui laman twitter pribadinya @cakiminpkb, Senin (5/6/2017).

Cak Imin mengaku terkesan dengan sosok kiai yang biasa dipanggil mbah Has tersebut. Di mata cak Imin, mbah Has seorang figur motifator yang menganjurkan untuk hidup selalu optimis.

"Keluguan dan kelugasan Kyai Chasbullah selalu memotivasiku untuk terus maju dan optimis...suwun Yai, Lahul fatihah...," imbuhnya.

Berikut biografi KH Chasbulloh Badawi atau Romo Chas Cilacap.

Nama lengkap beliau adalah KH Chasbulloh Badawi yang kini biasa di pangggil oleh para santrinya, Romo Chas atau ada juga sebagian Mbah Chas. Terlepas dari perbedaan penyebutan, beliau adalah seorang ulama besar, terbukti beberapa pejabat negara dan artis artis indonesia bahkan Syeikh Syeikh dari timur Tengah sering bertandang bersilaturrahim di Kesugihan Cilacap. Kegiatan beliau yang penuis ikuti tiap harinya adalah mengaji kitab Ihya Ulumiddin karya Imam Ghozali setiap paginya.

Kyainya bisa dikatakan sangat sederhana, tapi cakrawala pemikirannya bisa di bilang sangat luas. Beliau sangan kagum dan terinspirasi sekali dengan Hujjatul Islam Imam Ghozali. Bahkan sampai ada yang menjuluki Imam Gozali nya Cilacap.

Beliau adalah putra dari KH Badawi Hanafi yaitu Muassis PP Al Ihya ulumaddin, putra kedelapan dari KH Badawi Hanafi meneruskan kepemimpinan PP Al Ihya Ulumaddin sepeninggal kakaknya yaitu KH Mushtolih Badawi. Dalam masa kepemimpinan beliau terdapat perubahan orientasi kepondokkan, sepreti yang sering di ceritakan oleh beliau, bahwa santri sekaramg harus bisa bersaing dengan yang lain.

Ini terbukti dari usaha gigih beliau memsakkan Pendidikan formal di pesantin pada tahun 70 an, yang mana pada saat itu banyak sekali kyai-kyai yang sangat tidak mendukung beliau, tapi karena kekuatan tekadnya, bismillah beliau memulainya dengan ikut membangun sekolahan yang kini menjadi MI Ya BAKII yang mana merupakan cikal bakal dari Yayasan BAKII.

Untuk pendidikannya beliau banyak melalang buana ke berbagai pesantren, bahkan beliau pernah masuk ke suatu universitas pada jurusan adab, tapi beliau tidak kerasan karena pelajaran yang di pelajarinya pada tingkat universitas adalah apa yang sudah di pelajarinya di Pondok Pesantren.

Bahkan menurut pengakuan beliau,beliau pernah mencoba sebelum berdirinya sekolah formal di PP Al Ihya Ulumaddin mencari beberapa santri untuk di ajarinya belajar ilmu ilmu kealaman. Dan hasilnya ketika beliau ikutkan santrinya ke ujian di sekolah lain, nyatanya mampu bersaing dengan yang bukan pondokan.

Sampai akhirnya beliau mulai merintis cikal Bakal madrasah di Pondok sampai kemudian merintis berdirinya Yayasan YA BAKII yang kini menaungi sekitar 53 lembaga pendidikan formal dari mulai TK sampai Perguruan Tinggi.

Pemikirannya sangat kental sekali dengan nuansa Keghozalian. Terutama antara keseimbangan dunia dan akhirat.

KEYWORD :

Ketum PKB Muhaimin Iskandar Mbah Chas




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :