Sabtu, 27/04/2024 02:56 WIB

Ini Kunci Sukses yang Ruwet Namun Efektif

Pernahkah Anda menjaga motivasi secara konsisten guna meraih tujuan yang Anda impikan?

Ilustrasi Pusing

Jakarta - Pernahkah Anda menjaga motivasi secara konsisten guna meraih tujuan yang Anda impikan? Hal itu terkadang sulit dilakukan, sebab biasanya hanya bertahan beberapa hari saja sehingga membuat Anda meninggalkan tujuan awal.

Lantas bagaimana caranya agar Anda dapat menjaga motivasi secara konsisten? Lifehack melaporkan, ada beberapa pemikiran agar Anda dapat terus termotivasi dan tidak hanya menggebu-gebu di awal namun keok kemudian.

Cara agar termotivasi untu mencapai tujuan ternyata sangat simpel, Anda hanya perlu merasakan sakitnya tidak berhasil mencapai tujuan tersebut. Mungkin hal ini cukup membingungkan? tapi sebenarnya cukup sederhana. Rasa sakit adalah indikator terkuat bahwa perilaku kita perlu disesuaikan, dan otak kita tentunya akan bereaksi untuk mencapai target tersebut.

Ketika mencoba untuk melarikan diri dari rasa sakit tersebut, otak kemudian melakukan proses psikologis yang bertujuan untuk mengubah situasi untuk menghindari sumber dari rasa sakit itu, kemudian mengaktifkan proses kreatif dan mengambil keputusan berdasarkan hal itu.

Sangat penting bagi Anda untuk mengevaluasi dampak dari kerugian ketika tidak mencapai tujuan atau goal yang sudah ditetapkan. Rasa sakit dari adanya potensi kerugian akan menjadi motivator yang kuat untuk membuat Anda tetap bersemangat untuk menghindari kerugian tersebut.

Gagasan bahwa kerugian lebih besar dari keuntungan menjelaskan mengapa rasa sakit dari suatu kekalahan secara psikologis dua kali lebih menyakitkan dibanding dengan kesenangan mendapatkan kemenangan.

Konsep "enggan rugi" ini pertama kali diperkenalkan oleh Kahneman dan Tversky pada tahun 1979, hal ini menjelaskan contoh; seseorang yang kehilangan Rp100.000 akan merasa dua kali lebih kesal jika dibandingkan ketika seseorang itu mendapat uang Rp100.000.

Jika rasa sakit berperan sebagai bahan bakar motivasi, kondisi motivasi Anda mempengaruhi persepsi rasa sakit. Simpelnya begini, rasa pegel-pegel waktu lari pagi akan benar-benar diabaikan jika Anda larinya karena dikejar orang yang mau bunuh Anda, atau dikejar anjing tetangga yang gak jelas dan suka gigit orang.

Contoh lainnya adalah rasa malas pergi ke gym akan lebih besar kalau Anda hanya berpikir soal badan seksi yang akan Anda dapat jika berolahraga. Namun Anda akan bersemangat jika olahraga itu dilakukan karena kesehatan Anda, kalau tidak olahraga, penyakit makin menjadi-jadi, jadi nggak PD dan banyak lainnya.

Jadi jika Anda udah mulai ngerasa malas untuk meraih tujuan, maka pikirkan kerugian yang akan Anda dapat jika tujuan tersebut tak tercapai. Tanyakan pada diri Anda, apa kerugian yang saya dapat jika tidak melakukan hal ini setiap hari? Bagaimana masa depan saya nanti jika saya tidak berubah?

Jika kemudian rasa sakit muncul dalam usaha Anda untuk mencapai tujuan, maka ingatlah usaha Anda itu dilakukan untuk menghindari rasa sakit atau kerugian yang lebih besar (rugi karena nggak mencapai tujuan), karena pada dasarnya dalam hidup itu "no pain no gain man".

KEYWORD :

Motivasi Lifestyle Sukses Disiplin Konsisten




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :