Jum'at, 26/04/2024 15:11 WIB

Keluar Pasar Tunggal Uni Eropa, Inggris Menuai Kecaman

Jika Inggris tetap berada di pasar tunggal maka Inggris harus tetap menerima peraturan Uni Eropa tanpa mempunyai suara.

Perdana Menteri Inggris, Theresa May

London - Keputusan PM Inggris Theresa May untuk membawa negaranya keluar dari pasar tunggal Uni Eropa, mendapat kecaman dari dalam dan luar negeri.  Hal itu disampaikan dalam pidatonya, kemarin. May mengatakan, jika Inggris tetap berada di pasar tunggal maka Inggris harus tetap menerima peraturan Uni Eropa tanpa mempunyai suara.

Disebutkannya dalam kampanye referendum yang digelar pada Juni 2016 sudah jelas bahwa jika rakyat Inggris memilih keluar dari Uni Eropa, yang dikenal dengan istilah Brexit, maka berarti Inggris juga keluar dari pasar tunggal.

"Jadi kita tidak menjadi anggota pasar tunggal. Sebaliknya, kita berusaha mendapatkan akses seluas-luasnya ke pasar tunggal melalui Perjanjian Perdagangan Bebas yang baru, komprehensif, berani dan ambisius," tegasnya.

Kecaman dilontarkan pemimpin Partai Demokrat Liberal, Tim Farron.  "Theresa May sudah mengukuhkan Inggris menuju ke Brexit yang sulit," katanya.

"Ia mengklaim rakyat memilih untuk meninggalkan pasar tunggal. Mereka tidak menginginkan itu. Ia memilih untuk menyebabkan kerugian besar bagi perekonomian Inggris," tambahnya.

Sementara itu, Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan keputusan Theresa May untuk meninggalkan pasar tunggal akan membuat gagasan referendum kedua bagi kemerdekaan Skotlandia "tak diragukan lagi lebih dekat".

Dari luar Inggris, Menteri Urusan Eropa Ceko Tomas Prouza mengatakan bahwa rencana Inggris tampaknya sedikit ambisius. Dan kemudian,  Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier mengatakan setidaknya pada tahap ini ada sedikit kejelasan terkait rencana Inggris.

KEYWORD :

Pasar Tunggal Uni Eropa Theresa May




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :