Jum'at, 26/04/2024 20:09 WIB

Pesan Pidato Presiden Membangun Optimisme, Karyono: Jangan Berhenti di Atas Kertas

Penanganan pandemi itu ibarat merawat bayi kembar siam. Semua aspek harus dirawat untuk menjaga agar tetap hidup

Presiden Joko Widodo

Pesan Pidato Presiden  Membangun Optimisme, Karyono: Jangan Berhenti di Atas Kertas
Jakarta, Jurnas.com - Pengamat sosial politik Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo, menilai esensi pidato kenegaraan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD RI cukup memberikan optimisme.

Tetapi, lanjut Karyono, skema kebijakan yang disertai proyeksi sebagaimana disampaikan presiden diharapkan tidak berhenti di atas kertas.

"Jangan sekadar menjadi teks pidato tanpa aksi nyata," jelas Karyono dalam keterangan tertulis, Selasa (16/8/2021).

Karyono mengingatkan, pidato kenegaraan yang disampaikan presiden telah menjadi dokumen negara. Maka dari itu, isi pidato presiden harus direalisasikan.

Semua pejabat pemerintahan di bawah presiden, tegas Karyono, harus mewujudkan apa yang menjadi arahan presiden.

Ia menyebut misalnya, Presiden Jokowi minta harga tes PCR diturunkan ke kisaran Rp 450-550 ribu dan beberapa jenis obat penangan covid gratis, ketersediaan dan keterjangkauan harga obat, perlunya akselerasi vaksinasi, sinergitas kebijakan dan koordinasi antar lembaga.

"Semua itu harus dilaksanakan secara konsisten oleh seluruh pihak yang bertanggung jawab soal ini," jelasnya.

Begitu pula arahan presiden yang terkait dengan percepatan dan efektifitas bantuan sosial, Karyono mengingatkan semua harus direalisasikan secara nyata.

Seperti Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, Diskon Listrik, Subsidi Gaji, Bantuan Produktif Usaha Mikro, Bantuan Sosial Tunai, BLT Dana Desa, dan Program Kartu Pra Kerja, Subsidi Kuota Internet untuk daerah-daerah PPKM yang diberikan kepada tenaga kependidikan, murid, mahasiswa, guru, dan dosen harus segera terealisasi dan tepat sasaran.

"Semua pejabat di bawah presiden yang diberikan kewenangan dan tanggung jawab harus memastikan semua arahan presiden berjalan sesuai yang diharapkan," tegasnya.

Ia juga mengingatkan tak boleh lagi terjadi kondisi yang bertolak belakang antara kebijakan dengan fakta di lapangan. Karenanya, fungsi pengawasan harus ditingkatkan dan perlu ada sanksi tegas kepada pejabat yang kinerjanya sangat buruk, terlebih bagi yang menyalahgunakan wewenang.

Karyono merasa perlu mengingatkan, bahwa Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraan sudah mengatakan dengan tegas tidak ada toleransi sedikit pun terhadap siapa pun yang mempermainkan misi kemanusiaan dan kebangsaan di tengah situasi pandemi.

"Arahan presiden ini, harus benar-benar menjadi pedoman pelaksanaan di lapangan," kata Karyono mengingatkan. 

Tak kalah pentingnya, diperlukan dukungan dan sinergi antar lembaga negara mensukseskan program pemerintah dalam penanganan pandemi covid-19 dan pemulihan ekonomi.

Karyono menilai esensi pidato kenegaraan yang lebih fokus membahas masalah penanganan pandemi covid-19 beserta dampaknya selaras dengan situasi dan kondisi riil. Selain itu, presiden juga mengulas skema kebijakan ekonomi di tengah pandemi dan paska pandemi.

"Ada hal penting dan substansial dari isi pidato Presiden Jokowi adalah pentingnya menjaga ekuilibrium atau keseimbangan antara kesehatan masyarakat dengan masalah ekonomi, sosial dan sektor lainnya," papar Karyono.

Skema manajemen keseimbangan dalam penanganan pandemi memang menjadi keniscayaan. Sejumlah negara melakukan hal yang sama.

"Penanganan pandemi itu ibarat merawat bayi kembar siam. Semua aspek harus dirawat untuk menjaga agar tetap hidup," jelasnya.

Lebih jauh Karyono menilai hal tu juga terungkap dalam pidato presiden bahwa pandemi telah mengajarkan kepada kita untuk mencari titik keseimbangan antara gas dan rem, keseimbangan antara kepentingan kesehatan dan perekonomian.

Poin penting lainnya dari isi pidato presiden adalah persoalan kemandirian di bidang industri farmasi dan alat kesehatan.Presiden mengakui hal ini masih menjadi persoalan serius yang harus dipecahkan.

"Atas hal itu, saya berharap pemerintah serius mewujudkan kemandirian di bidang farmasi dan alat kesehatan serta mendorong kemandirian bangsa di bidang lainnya. Kemandirian bukan sekadar slogan tetapi menjadi kebutuhan, apalagi di tengah situasi sulit menghadapi pandemi," jelasnya. 

Terlepas dari itu, Karyono sependapat dengan presiden bahwa di tengah dunia yang penuh disrupsi sekarang ini, karakter berani untuk berubah, berani untuk mengubah, dan berani untuk mengkreasi hal-hal baru, merupakan fondasi untuk membangun Indonesia Maju.

"Kita telah berusaha bermigrasi ke cara-cara baru di era Revolusi Industri 4.0 ini, agar bisa bekerja lebih efektif, lebih efisien, dan lebih produktif. Adanya Pandemi Covid-19
sekarang ini, akselerasi inovasi semakin menyatu dalam keseharian kehidupan kita," tuntas Karyono Wibowo, Direktur Eksekutif IPI

KEYWORD :

Presiden Jokowi IPI Karyono Wibowo Pandemi COVID-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :