Kamis, 02/05/2024 10:26 WIB

Kementan Gelar Forum Berbagi Pengalaman Antarpetani

Selama acara tersebut, para petani sangat antusias dalam berdiskusi membahas berbagai permasalahan maupun pengalaman dalam bertani di bidang produksi padi sawah sesuai tujuan IPDMIP.

forum berbagi pengalaman antar petani di Nagari Koto Baru, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung pada hari Senin (25/10)

JAKARTA, Jurnas.com - Kelompok Tani Bundung Jaya melalui Program Integrated Participatory Development Management of Irrigation Project (IPDMIP), yang dijalankan Kementerian Pertanian (Kementan) melaksanakan forum berbagi pengalaman antarpetani.

Digelar di Nagari Koto Baru, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung pada Senin (25/10), forum berbagi pengalaman antarpetani diikuti 20  petani, yang terdiri dari 10 orang petani peserta SL dan 10 orang petani sekitar dari Nagari Koto Baru.

Selama acara tersebut, para petani sangat antusias dalam berdiskusi membahas berbagai permasalahan maupun pengalaman dalam bertani di bidang produksi padi sawah sesuai tujuan IPDMIP.

Petani asal Sulawesi Selatan, yang sekarang mengabdikan diri menjadi petani di Nagari Koto Baru mengatakan, saat ini sudah 75 persen petani menerapkan sistem tanam jajar legowo.

"Sebelum ada SL penerapan sistem tanam jajar legowo hanya 15 persen, namun setelah adanya SL petani 75 persen sudah menerapkan sistem tanam jajar legowo di Keltan Bundung Jaya," ujarnya.

Peserta SL Roza Jasriwanti mengatakan, dipandu tentang melakukan pengamatan padi sawah, baik itu tinggi tanaman, anakan, kondisi air, cuaca, hama serta musuh alami.

Forum berbagi pengalaman antar petani IPDMIP, merupakan wujud daripada partisipasi dan peran aktif petani dalam rangka diseminasi inovasi teknologi maupun upaya pemecahan masalah secara proaktif sebagaimana peranan kelompoktani sebagai kelas belajar.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, peran penyuluh sangat penting bagi dunia pertanian Indonesia.

"Penyuluh ini agen perubahan peradaban pertanian. Kalau peradaban pertanian kita berubah, itu dipastikan berkat peran dari penyuluh pertanian," kata Dedi.

Dedi melanjutkan, perubahan peradaban ditandai dengan perubahan perilaku petani. Dari pola bercocok tanam lama ke sistem yang modern menggunakan teknologi mesin pertanian.

"Semua itu berkat peran penyuluh. Penyuluh ini yang mampu mengubah perilaku para petani. Untuk itu, penyuluh juga harus bisa mengambil hati petani, agar mau bersama-sama memajukan pertanian kita," ucapnya.

Dedi mengegaskan kalau penyuluh berperan sebagai dinamisator bagi petani. Artinya dia punya kemampuan menumbuhkan serta mengembangkan kelompok tani agar mampu berfungsi sebagai kelas belajar-mengajar, wahana kerjasama dan unit produksi.

"Disamping itu penyuluh mesti mampu menjadi inovator dalam menyebarluaskan informasi, ide, inovasi, dan teknologi baru kepada petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani," kata dia.

Terpisah, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan IPDMIP harus berperan dalam mendorong transformasi sistem pertanian tradisional menjadi modern. Transformasi ini dilakukan melalui peningkatan kapasitas SDM pertanian.

"IPDMIP harus berperan mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu. Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan," katanya dalam keterangan tertulis.

Sistem pertanian tradisional, katanya, dicirikan produktivitas yang rendah, penggunaan varietas lokal, dikerjakan secara manual atau dengan bantuan tenaga ternak. Sistem pertanian ini belum memanfaatkan mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

"Pertanian modern dicirikan masifnya varietas berdaya hasil tinggi, menerapkan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi era industri 4.0," pungkasnya.

KEYWORD :

Tani Bundung Jaya Forum Berbagi IPDMIP




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :