Jum'at, 03/05/2024 15:03 WIB

Pemungutan Suara Ulang Boven Digoel Juni 2021 Terancam Batal

Dana Pilkada Buat Rakyat Saja

Bernolfus Tingge, Ketua Aliansi Pemuda Boven Digoel.

Boven Digoel, Jurnas.com - Penyelenggaraan Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Boven Digoel, Papua sebagai tindak lanjut putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terancam batal.

Pasalnya, kondisi Boven Digoel belum kondusif dan banyak masyarakat yang masih sangat kecewa dengan putusan MK membatalkan bahkan mendiskualifikasi Yusak yang merupakan pemenang Pilkada.

"Kami sebagai bagian dari masyarakat Boven Digoel yang mengenal pergulatan di masyarakat bawah, merasa khawatir sekali situasi masyarakat saat ini belum sepenuhnya bisa terkendali," ujar Ketua Aliansi Pemuda Boven Digoel Bernolfus Tingge kepada wartawan, Rabu (28/4/2021).

Bernolfus mengatakan, masyarakat khususnya para pendukung Yusak merasa hak politik mereka dirampas oleh putusan MK. Kemelut politik berkepanjangan membuat ekonomi masyarakat terlantar. Jangankan bicara soal politik, urusan makan minum sehari-hari saat ini sudah makin susah.

Menurut Bernol, situasi ekonomi masyarakat menjadi sulit langaran krisis dan kemelut politik yang
berlarut-larut.

"Sekian lama Pilkada dengan persiapannya dan Boven Digoel ini tahapannya paling alot sampai ujungnya sudah digelar dan ada hasilnya eh malah batal lagi di MK lalu minta PSU lagi. Masyarakat lalu sibuk urus politik saja sampai urusan perut mereka jadi terbengkelai. Ini situasi sekarang yang harus jadi perhatian pemerintah utamanya Bapak Presiden," jelas Bernol.

Kemelut politik yang berlarut-larut di Boven Digoel sangat jelas berdampak pada krisis yang saat dialami masyarakat saat ini. Belum lagi kalau mendengar aspirasi dari para ASN yang anggarannya dipotong karena anggaran di pakai untuk Pilkada ulang.

"Jujur ya ini sangat meresahkan dan menyusahkan. ASN dorang bicara sama saya soal pemotong anggaran lalu mereka gaji tidak dibayarkan karena mau Pilkada. Lantas mereka mau makan apa? Ini semua jadi susah," tegas Bernol.

Dia tidak yakin situasi di Boven Digoel saat ini kondusif untuk dilakukan Pilkada ulang. Malah jika dipaksakan maka akan berdampak pada krisis yang lebih besar lagi. "PSU ini bikin masyarakat makin lapar. Uang tidak banyak beredar di masyarakat. Mama-mama di pasar juga mengeluh. Artinya ekonomi lumpuh di Boven Digoel saat ini," ungkapnya.

Maka itu Bernol meminta agar Pemerintah Pusat terutama Presiden harus ambil langkah dan keputusan besar. "Kalau politik lalu membuat masyarakat lapar apakah itu yang kita kehendaki? Kami sangat meminta agar ada kebijakan presiden untuk menyikapi situasi kami di Boven Digoel saat ini," paparnya.

Idealnya lanjut dia, PSU tidak dipaksakan digelar tahun ini atau sesuai putusan MK yaitu bulan Juni 2021 tetapi tahun depan.

"Sehingga idealnya kita mundurkan saja ke tahun depan karena dana tahun ini tidak ada. Kasihan kan kalau hak hak pegawai, ASN dan honorer dipotong untuk anggaran Pilkada ulang. Ini tidak sehat dan tidak masuk akal. Malah hanya menambah masalah baru," pungkasnya.

KEYWORD :

Boven Digoel Bernolfus Tingge Yusak pemungutan suara ulang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :