Jum'at, 03/05/2024 14:29 WIB

Pemuda Papua Protes Pemakaian Mahkota Burung Cenderawasih Asli untuk Cinderamata PON XX

Kita harus merawat dan melestarikan burung cenderawasih ini agar tidak punah

Bernolfus Tingge, Ketua Aliansi Pemuda Boven Digoel, Papua

Jakarta, Jurnas.com - Aliansi Pemuda Boven Digoel, Provinsi Papua menentang keras pemakaian mahkota burung cenderawasih asli menjadi cinderamata pada perhelatan PON XX Papua, Oktober 2021.

Pemakaian mahkota asli burung cenderawasih dianggap tidak etis dan dianggap tindakan ilegal karena mendukung percepatan kepunahan burung endemik di Papua tersebut.

"Kami tentu sambut baik mahkota burung cenderawasih jadi cinderamata saat PON nanti karena itu memang simbol yang melekat bagi orang Papua tetapi tentu tidak menggunakan yang asli tetapi pakailah yang imitasi atau buatan," ungkap Ketua Aliansi Pemuda Boven Digoel Bernolfus Tingge dalam keterangan yang diterima wartawan, Selasa (7/9/2021).

Menurut Bernol, saat ini keberadaan burung cenderawasih di Papua terus berkurang karena diburu untuk dijadikan cenderamata.

"Kita tentu tidak ingin burung endemik yang jadi kebanggaan Papua ini punah. Kami tidak ingin itu. Toh yang mahkota burung imitasi pun tak mengurangi sakralitas atau nilai dari sebuah penghargaan yang diberikan pada tamu atau kontingen di PON nanti," lanjutnya.

Kata Bernol, burung cenderawasih merupakan satu dari sembilan jenis burung yang terancam punah. Karena itu salah satu upaya untuk melindungi dia dari kepunahan adalah tidak lagi memanfaatkan mahkota asli sebagai cinderamata.

"Pesan moralnya adalah kita harus merawat kelestarian burung cenderawasih ini agar tidak punah. Toh saat ini teknologi sudah sangat canggih untuk membuat mahkota burung cenderawasih buatan tetapi sangat mendekati aslinya. Ini saja yang kita upayakan apalagi kebutuhan di PON tentu sangat banyak," tuntas Bernol.

KEYWORD :

Boven Digoel Burung Cendrawasih PON XX Bernolfus Tingge




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :