Jum'at, 26/04/2024 18:05 WIB

Tingkatkan SDM Pertanian, Kementan Kerja Sama Japan International Cooperation Agency

Kolaborasi pertanian dan teknologi ke depan juga harus menjadi satu kesatuan agar mampu semakin menambah pendapatan bagi petani jika produktivitasnya semakin meningkat.

BPPSDMP Kementan bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam rangka survei dan proyek percontohan untuk perbaikan Program Pelatihan Praktek Kerja Jepang khusus pada sektor pertanian.

Lembang, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menegaskan pentingnya penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern.

Menurut Syahrul, kolaborasi pertanian dan teknologi ke depan juga harus menjadi satu kesatuan agar mampu semakin menambah pendapatan bagi petani jika produktivitasnya semakin meningkat.

"Hal ini sudah menjadi keharusan mengingat tuntutan kemajuan pertanian yang maju mandiri dan modern perlu didukung oleh SDM yang mampu mengelola usaha pertanian berbasis teknologi," ujar Syahrul.

Senada dengan hal tersebut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, SDM merupakan kata kunci utama bagi majunya sektor pertanian di suatu negara.

"SDM itu memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan produktivitas. Di negara-negara maju, sektor pertanian mereka maju dimulai dari pembangunan SDM-nya. Untuk itu, kita harus terus genjot SDM agar produktivitas pertanian kita bisa terus meningkat," ujar dia.

Untuk itu, BPPSDMP Kementan bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam rangka survei dan proyek percontohan untuk perbaikan Program Pelatihan Praktek Kerja Jepang khusus pada sektor pertanian.

Kerja sama ini dalam bentuk Training on Profit/Loss Calculation and Action Plan yang diselenggarakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang pada 2-6 Februari 2021 dengan peserta yang merupakan alumni magang Jepang selama 5 tahun terakhir yang baru kembali dan akan merintis usaha.

Mengawali kegiatan pelatihan, dilaksanakan terlebih dahulu Training of Trainers (ToT) yang diikuti perwakilan Widyaiswara dari 10 UPT Pelatihan lingkup Pusat Pelatihan Pertanian.

Ini untuk menyamakan persepsi dan pembekalan terkait metode dan materi pelatihan yang akan diikuti oleh peserta pelatihan nantinya.  ToT dilaksanakan secara virtual melalui zoom cloud meeting.

Kepala Balai, Kemal Mahfud mengatakan, kerja sama ini sangat baik karena pendampingan bagi alumni yang telah magang ke Jepang sangat penting untuk keberlanjutan usahanya.

Di awal kegiatan, Narasumber dari JICA, Mr. A. Koyama, menjelaskan tentang form Profit/Lost (P/L) dan bagaimana mengisinya untuk alumni magang yang nanti akan menjadi peserta pelatihan.

Selanjutnya disampaikan video tentang perbandingan produktivitas sayuran di Indonesia dan Jepang. Pada pembahasan Peningkatan Profitabilitas, dijelaskan oleh narasumber mengapa kerap terjadi produktivitas yang rendah.

Solusi disampaikan ada enam faktor yang bisa meningkatkan produkstivitas, diantaranya: 1) seleksi benih untuk meningkatkan kapasitas genetik, 2) pengolahan lahan yang benar, 3) pemupukan yang seimbang, 4) menerapkan pengendalian hama terpadu, 5) perlakuan pascapanen yang tepat dengan melakukan grading dan pengemasan sayuran untuk meningkatkan nilai jual produk di pasaran, dan 6) permintaan pasar tinggi maka harga jual akan tinggi pula.

Narasumber juga menjelaskan bahwa untuk memperoleh Profit/Loss yang lebih baik diperlukan pembuatan rencana aksi oleh para alumni magang Jepang.

Profit/Loss juga bisa dimodifikasi dengan menerapkan usaha di lahan yang lebih bagus dan harga satuan. Peserta pada akhirnya akan mengisi form Action Plan yang menjadi dasar untuk menghitung laba kotor dengan kenaikan produktivitas 30% dan 20% kenaikan harga satuan.

KEYWORD :

SDM Pertanian Dedi Nursyamsi Syahrul Yasin Limpo Japan International Cooperation Agency




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :