Jum'at, 26/04/2024 21:08 WIB

Pembelajaran Jarak Jauh, Pendidik Dituntut Lebih Inovatif

Kreativitas muncul di tengah tekanan. Begitu juga dengan pendidikan yang mengalami perubahan kebiasaan, dari kehadiran fisik di sekolah menjadi bersekolah di rumah dengan memanfaatkan platform digital.

Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Siberkreasi dan tim Komunikasi Sosial Politik Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) mengadakan Webinar Digital Society yang membahas mengenai ​Tantangan dan Solusi Menghadapi Pembelajaran Jarak Jauh.

Jakarta, Jurnas.com - Di balik pandemi COVID-19, Indonesia berada pada satu perubahan yang sangat besar yang berkaitan erat dengan ekonomi, politik, dunia kerja dan pola kehidupan dalam masyarakat.

Kreativitas muncul di tengah tekanan. Begitu juga dengan pendidikan yang mengalami perubahan kebiasaan, dari kehadiran fisik di sekolah menjadi bersekolah di rumah dengan memanfaatkan platform digital.

Pandemi COVID-19 bukan alasan bagi para pelajar, mahasiswa maupun guru untuk tidak beradaptasi dengan kebiasaan baru dalam proses pembelajaran jarak jauh. Setiap orang memang harus terus beraktivitas di masa pandemi, juga tetap selalu melakukan perubahan perilaku untuk memutuskan mata rantai pandemi sambil mengembangkan inovasi kreativitas agar tetap produktif, sekaligus tetap aman.

Berdasarkan hal tersebut, pada tanggal 29 Januari 2021, Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Siberkreasi dan tim Komunikasi Sosial Politik Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) mengadakan Webinar Digital Society yang membahas mengenai Tantangan dan Solusi Menghadapi Pembelajaran Jarak Jauh.

Webinar yang dipandu oleh Rahmi Kamila sebagai moderator ini turut menghadirkan dua narasumber yaitu Liza M. Djaprie, Psikolog Klinis, seorang praktisi hypno-therapyst dan life coach serta Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd dari IG TIK - PGRI.

Dalam pemaparannya mengenai tantangan pembelajaran jarak jauh yang dihadapi anak usia sekolah, Liza mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi anak-anak di era pandemi ini bisa jauh lebih berat karena fase kanak-kanak adalah fase bermain, juga kemampuan analisa dan verbal anak masih terbatas serta anak belum memiliki kemampuan regulasi stress yang baik, anak juga masih sangat bergantung pada lingkungan dan anak adalah ‘penyerap lingkungan’ yang baik.

“Kalau di psikologi ada satu teori ‘children see, children do’, apapun yang anak lihat, anak lakukan, dalam konsep ini berarti sebelum mencetak anak tangguh, orang tua dan guru dulu yang harus tangguh”, demikian Liza menegaskan.

Lebih lanjut Liza juga memberikan kiat-kiat orangtua dan guru dalam memberikan solusi pembelajaran jarak jauh dikaitkan dengan psikologi anak didik.

Sedangkan tantangan pembelajaran jarak jauh yang dihadapi oleh pengajar seperti diceritakan oleh Wijaya Kusumah adalah guru-guru harus lebih banyak belajar beradaptasi dan berinovasi, menurutnya peran pendidik sangat penting dalam terciptanya pembelajaran daring yang efektif dan menyenangkan.

“Memang internet menjadi salah satu kendala dalam pembelajaran jarak jauh, tapi esensinya sebenarnya bapak ibu guru harus bisa menggunakan berbagai media seperti sms, telepon, email, atau untuk daerah yang sudah hijau dan bisa bertemu, bapak ibu bisa berkunjung, nama istilahnya ‘guling’ atau guru keliling”, tambah Wijaya.

Webinar yang berlangsung selama kurang lebih dua jam tersebut diikuti oleh 400 peserta yang tergabung di aplikasi zoom dan disiarkan secara langsung melalui kanal youtube Siberkreasi dan Lawan Covid19 ID.

Dengan diadakannya webinar ini, diharapkan dapat menumbuhkan optimisme dan semangat untuk berinovasi dan menemukan solusi terbaik dalam rangka mendukung pembelajaran jarak jauh serta memberikan informasi yang sekiranya dibutuhkan masyarakat terkait pembelajaran jarak jauh.

KEYWORD :

Pembelajaran Jarak Jauh Era Pandemi Guru Inovatif




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :